Sean yang sejak tadi sibuk rapat, lalu mengerjakan pekerjaan, benar-benar tidak fokus. Demi apapun, wanita yang kini duduk di sofa sangat menantang, ingin sekali Sean menerjangnya tanpa ampun.
Entah wanita itu polos atau memang sengaja menggoda, tetapi dia tidak bergeming sama sekali. Pekerjaan Sean masih banyak, ini semua buat pertemuan hari ini.
"Pakai bajumu yang benar, bocah!"
Hening.
"Pakai baju yang benar, apa kamu tuli?"
Suara Sean benar-benar mengusik. Dengan tampang melasnya Reva menoleh, menatap pria di depannya tanpa minat. Sudah mengusik, menyebalkan, sangat komplit!
Reva mendengus, dia kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sejak tadi ponsel Reva sangat ramai, tentu saja ulah Nisa. Reva sempat tertawa geli melihat kehebohan di layarnya. Bagaimana temannya tidak heboh, kepergiannya saja mendadak.