Sekitar dua jam kurang berada di dalam pesawat, kini Sean dan Reva sudah menginjakkan kaki di pulau Bali. Rasa lega dan hangat tentu mereka rasakan saat ini.
Setelah ke luar dari bandara, Sean memang langsung mengajak Reva untuk menuju hotel untuk istirahat sejenak. Belum apa-apa saja wanita di sampingnya sudah pulas tertidur. Padahal yang semalaman tidak tidur adalah Sean, tetapi yang mengantuk parah Rev.
Definisi jiwa tertukar sepertinya.
Walaupun seperti itu, Sean sama sekali tidak masalah. Dia justru senang melihat wanitanya bisa beristirahat dengan damai. Kepala Reva yang bersandar di pundak, tidak lepas-lepasnya Sean usap.
Manusia mana yang tidak semakin pulas kalau mebdapat perlakuan seperti itu?
"Mas sama Mbaknya baru menikah ya? Mai bulan madu."
Sean menegakkan kepalanya menatap sang supir. Dia terkekeh, tetapi kepalanya tetap mengangguk. "Iya, Pak, dia istri saya."
"Kalian berdua cocok, wajahnya juga mirip. Semoga lekas dapat momongan ya."