Télécharger l’application
10.15% Istri ke Dua Dokter Tampan / Chapter 27: spa Ibu Hamil

Chapitre 27: spa Ibu Hamil

Keesokan harinya Salsabila bangun dengan wajah sembab. Semalaman wanita tengah hamil itu menangis lagi-lagi ulah sang suami.

Mereka bertengkar hebat hanya sebuah perkara Salsabila tidak mau berbagi. Jelas-jelas dirinya yang merebut suami sahabatnya.

"Niel." Salsabila meraba samping tempat tidurnya. Ia membuka mata tempatnya masih rapih dan seperti tidak tersentuh.

Mungkinkah Daniel tidak tidur satu ranjang semalam?

Segera bangun dari tempat tidur berusaha mencari sosok pria yang ia sendiri tidak mau di tinggal. Napasnya lega ketika melihat laki-laki itu tengah berdiri di depan teras balkon apartemen mereka.

"Maafin aku." Salsabila memeluk Daniel dari belakang.

Daniel tak bergeming. Pria itu hanya fokus pada sebatang rokok yang di hisapnya. Ya akhir-akhir ini Daniel sering mengisap barang tersebut karena pertengkaran dengan istri barunya tak kunjung selesai.

"Maaf untuk apa." akhirnya ia mengeluarkan suara. Tidak tega mendengar tangis istri keduanya.

Hiks...

Hiks...

"Aku.. Aku tau, aku salah... Aku hanya tidak mau kamu selalu peduli sama Cathleen... Aku takut kamu akan menceraikan.... Aku." jawab Salsabila.

Setelah rokok yang di hisapnya habis. Daniel mengurai pelukan istrinya. ia melihat mata sembab juga wajah bantal tidak enak di pandang.

"Apa kamu pikir selama ini aku di sini tidak memperdulikan kamu? Aku hanya ingin bersikap adil Sa. Meskipun aku tau Cathleen tidak mau bersamaku lagi, setidaknya aku hanya ingin tahu perkembangan anak yang di kandung Cathleen." jelas Daniel pada istri keduanya.

"Kalau kamu masih bersikap egois seperti ini, jangan salahkan aku jika aku akan bermain di belakangmu!" tambah pria itu.

"Apa benar ... Em, dia sudah tidak mau bersama kamu la ... lagi?" tanya Cathleen ragu-ragu.

Daniel terdiam. Tidak perlu ia jawab pun Salsabila sudah mengerti mengapa dirinya akhir-akhir ini lebih memilih dirinya dari pada istri pertamanya.

"Bagus deh, sadar diri juga dia kalau aku tidak mau berbagi. Kalau dia aja sudah tidak mau sama kamu untuk apa kamu peduli terhadap kandungannya?" keegoisan Salsabila kembali muncul.

"Astaga, Sa!" Daniel hanya bisa menghembuskan napasnya kasar. Namun perempuan itu hanya tersenyum memamerkan gigi bersihnya.

***

Kehamilannya memasuki usia tujuh bulan Cathleen lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menjaga kebugaran tubuhnya meskipun sedang hamil.

Setelah selesai bekerja. Perempuan itu selalu saja menyempatkan waktunya untuk Yoga hamil dengan instruktur yang dia percaya.

"Kak gimana? Hari ini bisa datang ke apartemenku untuk Yoga?" tanya Cathleen dalam sambungan telpon.

"......"

"Oh, di ganti hari ya? Em. Ya uda deh gak apa-apa jika urusannya sudah selesai. Kak Ima bisa hubungi aku ya."

Setelah menutup sambungan telpon. Ia masih duduk di ruangan kerjanya menimbang-nimbang apa ia akan pergi berbelanja atau ke salon.

Pasalnya ia sudah mumet jika pulang bekerja hanya bisa rebahan di rumah saja.

Tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Cathleen tawaran spa untuk ibu hamil oleh David. Namun ia enggan untuk menghubungi terlebih dahulu.

"Isssshh. Masa harus hubungi dia sih. Aku kan lagi marah sama dia." gumam Cathleen.

Cathleen menggelengkan kepalanya menyimpan kembali ponsel miliknya di atas meja.

Seperti satu hati tidak lama kemudian ponsel Cathleen berdering tertulis di layar pipih itu nama David membuat Cathleen melotot tidak percaya.

Menunggu hingga beberapa menit untuk mengangkat telpon dari pria yang mencintai dirinya. Agar terkesan jika ia tengah sibuk.

Hingga panggilan ketiga barulah Cathleen menjawab sambungan panggilan itu.

"Hmmm." jawab Cathleen setelah menggeser ikon hijau.

"Kamu masih marah?" tanya David lembut.

"Tergantung." jawab ia seadanya.

"Ih, ada ya orang kaya gitu ... Maksudnya tergantung apa coba?"

"Em, sogokan." cetus Cathleen. Ia sengaja memancing David.

Terdengar suara tawa dari sebrang sana membuat Cathleen kini semakin bertambah badmood. David sungguh tidak bisa di ajak kerja sama pria itu selalu saja meledek dirinya hingga Cathleen harus berpura-pura merajuk lagi.

Cathleen mengancam akan mematikan sambungan telpon nya jika David masih menertawakan dirinya.

"Galak bener sih, yuk! Katanya mau ke spa ibu hamil 'kan?" mendengar pintu kaca itu terbuka. Cathleen bengong tidak mengerti mengapa pria itu selalu tahu.

Cathleen masih ternganga mengapa pria itu selalu bisa menghangatkan suasana hatinya memberikan kejutan-kejutan kecil.

Membuat ia teringat dengan sosok sang suami yang selalu memberikan banyak hadiah jika ia sedang dalam fase badmood.

Mengingat hal tersebut Cathleen hanya bisa tersenyum miris.

Perempuan itu berdiri membereskan barang bawaannya. Menanggalkan jas dokter di tempat gantungan pakaian khusus jas.

Berjalan menghampiri David menunggu di ambang pintu masuk ruangannya.

David menggandeng lengan Cathleen seolah dia adalah pemilik wanita itu. Di perlakukan manis seperti ini membuat Cathleen malu-malu tapi mau.

Namun, ia teringat dirinya masih di lingkungan tempat dirinya bekerja bisa-bisa gosip-gosip tersebar kembali setelah keesokan harinya membuat Cathleen melepaskan genggaman lengan David.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya samar membuat David tersenyum mengerti.

Ingin rasanya David segera meminang Cathleen dan membuktikan pada dunia bahwa ia akan membahagiakan nya lebih dari suaminya.

Setelah sampai di depan lobi rumah sakit David menyuruh Cathleen untuk menunggu selagi dirinya mengambil mobil.

Tidak lama suara klakson memberi tahu jika David berada di dalam mobil tersebut membuat Cathleen terkejut bukan main.

"Ini milikmu?" katanya melihat sebuah mobil sangat mewah.

David menurunkan kaca mobil tersebut melihat wanita hamil itu terkekeh gemas.

"Norak deh! Buruan keburu hujan turun." ujar David.

Cathleen mengangguk lalu membuka pintu di samping pengemudi. Ia duduk manis di sana merasakan kemewahan di dalam.

Sepanjang perjalanan mereka mengobrol membicarakan hal apa saja yang tidak penting.

Beberapa menit kemudian tibalah di plataran parkir sebuah gedung bertingkat dua. Bangunan itu terlihat sangat mewah dan menggemaskan dari cat yang mereka pakai.

Setelah turun dari mobil Cathleen masuk ke dalam ruangan resepsionis. Untuk mendaftar dirinya akan melakukan perawatan apa saja.

Suasana serba pink dan biru itu membuat Cathleen sangat di manjakan oleh interior mewah dari beby Spa tersebut.

Tempatnya sangat nyaman, aman juga bersih.

Tidak hanya untuk beby spa saja di sana juga di sediakan perawatan ibu hamil.

Cathleen mengambil beberapa perawatan tak tanggung-tanggung semuanya serba premium membuat David mengangguk setuju.

Ia rela merogoh receh nya untuk membayar sang pujaan hati melakukan perawatan. Asalkan dia bahagia membuat David juga bahagia.

"Apa di sini di sediakan makanan?" tanya David membuat kedua karyawan perempuan itu menoleh pada sumber suara.

Kedua gadis itu menganga tak percaya. Ia baru menyadari jika pria yang berdiri di belakang wanita hamil tersebut begitu tampan.

"A ... ada kok, Kak. Di samping tempat ini ada kantin lengkap. Jika kakak mau kopi atau makanan berat juga ada." jawab karyawan gadis itu antusias.

"Kamu mau makan apa?" tak menjawab kedua gadis itu. David justru bertanya pada wanita hami di depannya.

"Apa aja deh, kebetulan lapaaaar pake banget." jawab Cathleen menggemaskan membuat David segera berlalu dari tempat itu.

Melihat David seperti suami siaga, kedua gadis itu saling berbisik dan iri pada Cathleen.

"Itu, suaminya ya mbak?"


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C27
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous