Pulau Karimunjawa
Suara-suara erangan kesakitan terdengar di sebuah rumah yang sepi. Hendri, Karman dan juga Sapri, sedang berjuang masing-masing untuk mengeluarkan peluru dari tubuh mereka. Ketiganya masih beruntung, karena timah panas itu tak menembus ke area vital mereka.
Kletek!
Satu peluru berhasil diambil oleh Karman dan menaruhnya di sebuah wadah. Dia segera membebat bahunya yang mengucurkan darah dengan kain. Tak beda jauh dengan pria itu, Sapri telah berhasil mengambil pelurunya dan menutup betis yang tertembus peluru dengan kain juga.
Sedangkan Hendri, menjahit sendiri lukanya setelah kemarin Anya langsung meninggalkannya begitu saja.
Ketiganya duduk dengan peluh dan raut yang kacau. Mereka gagal kembali dan Sapto telah mati. Suatu hal yang sangat mengguncang diri.