"Kami dapat senjatanya. Ada di bawah kursi penumpang," ucap Iko.
Ketiga pria dewasa itu mengangguk dan membiarkan sejoli itu pergi.
Iko menggandeng tangan sang kekasih menuju biliknya. Di dalam bilik, Sinta mengusap tubuhnya yang sudah telanjang dada sejak tadi.
"Apa Mas nggak kedinginan kayak gini?" gerutu Sinta.
Iko menarik tubuh sang kekasih ke dalam pelukan. "Sekarang sudah hangat kok," sahutnya dengan memeluk erat sang kekasih.
Sinta membalas pelukan Iko dan menjatuhkan handuk.
"Aku kangen kamu," bisik Iko.
"Aku juga," balas Sinta.
Kedua sejoli itu berpelukan semakin erat. Tubuh Iko makin menghangat, rindunya telah tersalurkan. Sama seperti Sinta. Perlahan, mereka melepaskan hasrat yang meminta untuk dicurahkan.
Di luar bilik Iko, beberapa warga nampak cemas saat melihat Boni dan Jefri yang terluka. Mereka menatap penasaran pada bilik pengobatan di bawah gerimis.
Jiwo yang telah kembali dari jembatan, meminta para warganya untuk kembali ke bilik.