Para warga Pulau Panjang mulai mengacungkan senjata mereka ke warga. Sontak, para warga beringsut ketakutan, bahkan ada yang menangis dan memeluk anak-anak mereka.
Sinta dan Anya terkesiap, hanya leher mereka yang aman dengan Nabila.
"Apa yang kalian lakukan?" seru Anya. "Apa hanya karena makanan kalian ingin membunuh kami?" sergahnya.
Abimanyu mendekat ke Anya dengan perlahan. Dia menundukkan kepala seraya menempelkan pisaunya ke wajah Anya. "Kalau begitu, kenapa kau tak memberikannya ke kami?" tanyanya.
Darah segar keluar dari pipi Anya. Sontak Sinta bersuara.
"Kau bisa meminta makanan ke kami. Kami akan membaginya. Tak perlu ada yang harus terluka," sergahnya.
Abimanyu melepas pisau di wajah Anya. Dia menatap darah di pisau itu dengan lekat.
"Tak ada yang terluka?" ulang Abimanyu.
"Iya, kami bisa membaginya dengan kalian," sahut Sinta.
Abimanyu terdiam sejenak, dia lantas terbahak. "Huahahahah hahaha ahahhah. Membagi?" ulangnya.
Sinta mengangguk cepat.