Pulau Bengkoang
"Nya, Anya, Anya?" panggil Jefri. "Di mana dia?" gumamnya bingung.
Jefri mencari lagi sang kekasih hingga sampai di belakang pulau. Debur ombak bersatu padu dengan seruannya. Dia tetap memanggil sang kekasih, berharap wanita itu menyahut panggilannya.
"Anya."
Jefri sampai di bibir pantai, dia berjalan di atas batu-batu pasir yang besar, masih dengan menyerukan nama sang kekasih.
"Anya, A--"
Dia melihat sang kekasih sedang duduk di atas pasir dan menatap deburan ombak. Tanpa permisi, dia duduk di samping sang kekasih.
"Nya," panggilnya lagi.
Wanita itu terkejut dan menoleh. Bekas air mata di pipi sang kekasih begitu terlihat jelas. Sontak Jefri terkesiap.
"Kenapa kamu nangis?" tanyanya cepat. Jefri hendak mengusap bekas air mata Anya, namun wanita itu dengan cepat memalingkan muka, dan menghapus bekas air matanya sendiri.
"Nggak kok, nggak apa-apa," jawab Anya, kemudian kembali menatap sang kekasih dengan senyum tersungging.
"Jangan bohong," sergah Jefri.