"Apa yang kau punya sehingga berani untuk menjadi pendamping anakku?" tanya pemimpin suku tiga elemen kepada wanita itu dengan serius.
Wanita itu tetap tertunduk dan diam tanpa menjawab pertanyaan dari pemimpin suku tiga elemen. Ia ragu untuk mengatakannya, tapi ia tidak punya pilihan lain selain mengatakan jujur apa adanya kepada pemimpin suku tiga elemen.
"Saya memang berasal dari keluarga miskin dan tidak memiliki apa-apa, tapi saya tidak merasa terhina dengan hal itu. Saya tidak bisa datang untuk membawa berbagai macam barang-barang bagus untuk dipersembahkan kepada anda. Saya hanya datang dengan berbekalkan sebuah cinta dan ketulusan. Mungkin ini terdengar geli dan membuat anda lucu karenanya, tapi saya benar-benar mencintai anak anda. Bukan karena dia adalah anak anda, seorang pemimpin suku, pemimpin dunia tiga elemen yang tinggi nan jauh dari kehidupan saya. Anda bisa menertawakan saya yang bertingkah seperti ini. Hanya itu saja yang bisa saya katakan, karena saya benar-benar tidak memiliki bekal apapun selain sebuah cinta yang tulus. Maaf atas kelancangan saya, saya akan menerima hukuman apapun," jelas wanita itu panjang lebar.
"Selamat datang!" ucap pemimpin suku tiga elemen dengan meriah, seperti menyambut seseorang yang tengah datang.
Wanita itu pun merasa heran ketika pemimpin suku tiga elemen tiba-tiba mengatakan hal yang sangat janggal di dalam pikirannya. Ia sempat menoleh ke arah belakang untuk memastikan seseorang yang datang. Namun, tak dilihatnya satu pun makhluk yang datang ke dalam ruangan itu.
Wanita itu pun kembali menatap ke arah pemimpin suku tiga elemen. Kali ini dia memberanikan diri untuk menatap wajah pemimpin suku. Ia menatapnya sekilas dengan tatapan heran dan kembali menundukkan kepalanya karena merasa tidak pantas menatapnya.
"Kalau saya berhak bertanya kepada anda, apa maksud dari perkataan selamat datang dari anda?" tanyanya dengan penasaran.
"Kau ternyata adalah gadis yang sangat polos. Tentu saja perkataan itu saya ucapkan untuk menyambutmu," jelas pemimpin suku.
Wanita itu masih tidak mengerti dengan perkataan abstrak yang dikatakan oleh pemimpin suku tiga elemen kepadanya. Perkataannya itu masih membuatnya harus mencerna dengan baik dan teliti.
"Maaf atas kelancangan saya, tapi saya benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataan anda," ucapnya.
"Aku menyambutmu wahai menantuku. Selamat datang di keluarga kami," cetus pemimpin suku tiga elemen yang membuat gadis itu tersontak.
"Ampun pemimpin suku! Bagaimana saya bisa pantas mendapatkan kehormatan itu. Tujuan saya datang kemari bukan untuk menjadi pendamping hidup yang menjadi salah satu bagian dari keluarga anda," cetus wanita itu sembari menundukkan kepalanya sekitar 90 derajat.
Pemimpin suku tiga elemen kali ini yang merasa heran dibuat wanita itu. Kali ini pemimpin suku tiga elemen yang tidak mengerti dengan maksud dari perkataan yang diucapkan oleh wanita itu.
"Apa maksud dari perkataanmu itu? Jika bukan untuk menjadi bagian dari keluarga kami, lalu apa tujuanmu?" tanya pemimpin suku tiga elemen dengan penasaran.
"Saya datang kepada anda memang untuk tujuan yang hampir sama, tapi bukan tujuan seperti itu. Aku dengar pemimpin suku ingin segera mendapatkan seorang keturunan. Saya datang untuk menjadi seseorang yang rela menyumbangkan rahim saya untuk memberikan keturunan kepada keluarga anda. Tetapi saya tidak pernah bermaksud untuk menjadi bagian keluarga anda yang sangat terhormat, karena saya merasa saya tidak pantas mendapatkannya. Hanya memberikan seorang keturunan kepada keluarga anda yang akan menjadi seorang penerus nantinya sudah menjadi kehormatan besar bagi saya. Saya tidak menginginkan posisi pendamping hidup yang akan berada di sisi anak anda dalam waktu yang sangat lama," jelasnya panjang lebar.
Pemimpin suku tiga elemen pun akhirnya mengerti maksud dan tujuan wanita itu datang menemuinya. Bukan karena menginginkan posisi dan gelas sebagai pendamping anaknya, tapi dia datang untuk menyumbangkan rahimnya untuk dijadikan sebagai alat untuk melahirkan seorang keturunan.
Pemimpin suku tiga elemen hanya tidak habis pikir, ternyata masih ada seorang wanita dari kalangan biasa saja yang rela merusak reputasinya hanya untuk membantu keluarganya. Pemimpin suku tiga elemen awalnya hanya kagum dengan keberadaan wanita itu, tapi kali ini dia sangat takjub dengan keikhlasan hatinya.
Pemimpin suku tiga elemen lalu menghampiri wanita itu. Pemimpin suku tiga elemen memegang pudaknya dan menyuruhnya untuk berdiri. Awalnya ia menolak karena merasa tidak pantas, tapi pemimpin suku membimbingnya untuk mengikuti perintahnya.
"Sangat jarang aku menemukan seorang gadis sepertimu. Kau adalah permata yang sangat langka dan berharga. Kau tidak lagi pantas merendahkan dirimu seperti itu. Jadilah menantuku! Aku menyambutmu dan keluargaku pasti akan menyambutmu dan mengormatimu," seru pemimpin suku tiga elemen.
"Pemimpin suku, tapi..."
"Tidak ada alasan lain yang bisa membuatku menarik kembali perkataanku. Datanglah dengan keluargamu, mulai besok kami akan menyiapkan acara pernikahan dan menggelarnya dalam beberapa hari setelah semua persiapan selesai." Pemimpin suku tiga elemen menepuk-meluk bahu gadis itu dengan bangganya.
Pemimpin suku tiga elemen tampaknya sangat bangga dengan wanita itu. Bukan hanya memiliki keberanian dan teguh pendirian, ia pun memiliki sifat keikhlasan.
Sifat keikhlasan bukan karena seorang wanita yang mudah menyerahkan dirinya dan harga dirinya kepada orang lain. Tetapi sikap ikhlasnya untuk membantu tanpa meminta imbalan apapun. Namun pemimpin suku tiga elemen adalah seorang pemimpin dunia.
Pemimpin suku tiga elemen tidak mungkin mengorbankan masa depan seorang gadis hanya untuk memenuhi keinginan keluarganya untuk mendapatkan seorang keturunan yang akan menjadi seoang penerus.
Pemimpin suku tiga elemen tidak akan pernah melakukan hal sekeji itu terhadap rakyatnya sendiri. Oleh sebab itu, memberinya sebuah kehormatan untuk masuk ke dalam keluarganya adalah suatu keharusan baginya.
Seorang gadis yang tidak memiliki apa-apa dan menjawab jika dia hanya memiliki cinta tulus saja sudah memuaskan hati pemimpin suku. Pemimpin suku tiga elemen sempat berfikir jika anaknya yang memiliki kelainan karena tidak memiliki sebuah perasaan, dia tidak akan menemukan cinta sejatinya. Namun ternyata, pemimpin suku tiga elemen salah.
Meski memiliki kelainan emosi, tetap saja dia ditakdirkan untuk mendapatkan seorang wanita yang benar-benar tulus mencintainya tanpa pamrih. Dan tentu saja seseorang yang seperti itu tidak bisa disia-siakan begitu saja.
Di saat seluruh gadis di dunia tiga elemen tidak ada yang datang untuk menjadi pendamping anaknya, tiba-tiba saja dia dihadirkan seorang gadis yang luar biasa, meski dari kalangan biasa. Namun itu tidak menjadi masalah bagi pemimpin suku tiga elemen.
Cinta luar biasa gadis itu sudah cukup untuk membuatnya menjadi sangat berharga. Mencintai seseorang yang tidak memiliki perasaan di dalam hatinya. Tidak semua gadis mampu melakukannya. Karena impian setiap gadis adalah menikah dengan seseorang yang mereka cintai dan mendapatkan kasih sayang dari orang yang mereka cintai itu.