Télécharger l’application
50% Queen and Cat / Chapter 9: Perjuangan Cinta

Chapitre 9: Perjuangan Cinta

Hingga pada akhirnya, seorang wanita yang tidak sengaja bertemu dengan anak pemimpin suku tiga elemen datang secara langsung untuk menemui pemimpin suku tiga elemen. Awalnya wanita itu merasa tidak pantas untuk mengajukan dirinya, karena dia adalah orang dari kasta biasa dan keluarganya terbilang sangat miskin.

Setelah lama merasa dirinya rendah, akhirnya ia pun sudah tidak ingin memandang dirinya serendah itu. Untuk memperjuangkan cintanya, dia tidak lagi perduli bagaimana orang lain dan pemimpin suku memandangnya nantinya. Dia tidak lagi perduli jika orang lain menganggapnya arogan ataupun tidak tahu diri karena berani mengajukan diri untuk menjadi istri dari anak pemimpin suku tiga elemen.

Dengan hanya berbekalkan cinta tulus dan keberanian, ia pun datang menemui pemimpin suku tiga elemen terdahulu. Sejauh ini belum ada satu pun wanita yang datang untuk menerima lamaran dari anak pemimpin suku tiga elemen. Wanita itu adalah orang yang pertama kali datang.

Ketika dia datang untuk menemui pemimpin suku tiga elemen, penjaga gerbang kediaman mereka melarangnya untuk masuk apalagi untuk menemui pemimpin suku tiga elemen. Penjaga gerbang tersebut menganggap bahwa wanita dari kelas menengah sepertinya tidak pantas untuk menemui pemimpin suku tiga elemen.

"Izinkan aku menemui pemimpin suku." wanita itu terus-terusan memohon kepada penjaga gerbang agar ia memperbolehkannya untuk masuk.

"Lancang! Orang dari kelas sepertimu berani-beraninya menemui pemimpin agung!!!" penjaga tersebut malah menyentaknya dan melarang keras dirinya untuk masuk. Bahkan penjaga gerbang itu sempat menyeret wanita itu agar segera pergi.

Meski dia direndahkan sebagaimana mestinya oleh seorang penjaga gerbang, tekadnya tidak juga melemah ataupun goyah. Wanita itu adalah orang yang sangat keras kepala dan berambisi. Semakin seseorang melarangnya, semakin ia bersemangat untuk melakukannya tanpa menyerah sedikitpun.

Pemimpin suku tiga elemen yang sedang berada di dekat gerbang rumahnya pun merasa heran karena tumben sekali ada sebuah keributan di depan rumahnya. Karena merasa penasaran, pemimpin suku tiga elemen pun datang menghampiri tempat kejadian tersebut.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya pemimpin suku tiga elemen kepada penjaga gerbang itu.

"Begini pemimpin suku, dia hanyalah wanita miskin rendahan. Berani-beraninya dia datang untuk menemui anda. Dia bahkan bilang ingin mengajukan dirinya. Aku bisa langsung tahu jika dia pasti tertarik dengan posisi pengantin wanita. Saya pasti akan segera mengusirnya." penjaga gerbang itu pun menjelaskan keseluruhan cerita kepada pemimpin suku tiga elemen.

"Biarkan dia masuk! Aku akan berbicara dengannya."

Penjaga gerbang itu pun merasa heran ketika mendengar perintah dari pemimpin suku tiga elemen. Dia pikir pemimpin suku tiga elemen tidak senang dengan kedatangan wanita itu dan ingin segera mengusirnya dari kediamnnya. Akan tetapi, pikirannya bertolak belakang. Ternyata pemimpin suku tiga elemen begitu saja mengizinkan wanita itu untuk masuk dan menemuinya.

"Tapi pemimpin suku, dia....."

Ketika pemimpin suku merasa penjaga gerbang itu berat hati, ia pun langsung menatapnya dengan tajam sehingga membuat penjaga gerbang itu tidak berani melanjutkan perkataannya.

"Sudah kubilang biarkan dia masuk! Tidak ada tapi-tapian lagi. Apa kau ingin membantah perintahku? Apa aku pernah mengajarimu membeda-bedakan penduduk suku tiga elemen berdasarkan kasta? Aku tidak suka hal itu. Bagiku penduduk suku tiga elemen adalah sama rata. Tidak ada yang lebih baik ataupun yang lebih buruk di mataku. Hanya karena kau adalah prnjaga gerbang kediamanku, apa kau merasa terhormat? Tunggu apa lagi? Cepat suruh dia masuk dan datang menemuiku di aula," perintah pemimpin suku tiga elemen kepada penjaga gerbangnya dengan murka.

"Ma, maaf pemimpin suku. Sepertinya saya telah lupa jika dulu saya juga berasal dari kelas rendahan. Baik pemimpin suku, saya akan mengizinkannya untuk masuk dan dia akan segera menemui anda," ucap penjaga gerbang kediaman pemimpin suku dengan rasa bersalah.

Tanpa menjawab perkataan dari penjaga gerbang itu, pemimpin suku tiga elemen pun langsung berlalu pergi meninggalkannya. Setelah itu, penjaga gerbang itu pun langsung kembali ke depan gerbang dan mempersilakan wanita itu untuk masuk ke dalam kediamannya.

"Silakan masuk! Pemimpin suku telah menunggu anda di aula kediamannya," ucap penjaga gerbang itu, mempersilakan wanita itu untuk masuk.

Setelah wanita itu diizinkan untuk masuk, salah seorang pelayan pun datang menyambutnya. Pelayan itu melukis senyum ramah dan membantu wanita itu dengam menunjukkan jalan menuju aula.

Setelah pelayan itu menunjukkan jalan kepada wanita itu, ia pun pergi. Pelayan itu meninggalkan wanita itu di depan sebuah pintu yang menjulang tinggi dengan corak mewah. Sebelum pelayan tadi pergi, ia mempersilakan wanita itu untuk membuka pintu tersebut. Dia mengatakan jika pemimpin suku tiga elemen telah menunggu di dalam ruangan itu.

Dengan ragu, wanita itu pun mulai membuka pintu untuk perlahan. Ketika dia membuka pintu dan mengintip ke dalamnya, ruangan tersebut tampaknya sedikit sunyi dan hampa.

Setelah itu, wanita itu pun mulai membuka pintu itu dengan lebar. Ketika telah membuka pintu dengan lebar, tampak seorang pria paruh baya yang tak lain adalah pemimpin suku sedang duduk di tempat duduknya yang mewah.

Ketika pemimpin suku tiga elemen telah sadar akan keberadaan wanita itu, wajahnya yang ia tundukkan pun ia angkat. Dan ternyata benar, orang yang datang menemuinya adalah wanita tadi yang sedang ribut dengan penjaga gerbang kediamannya.

Pemimpin suku tiga elemen pun langsung menghentikan kesibukannya dan bangkit dari tempat duduknya. Ia berpindah ke salah satu bangku yang ditata melingkar.

Wanita itu pun mulai melankahkan kakinya dan masuk ke dalam ruangan itu. Lalu ia pun berjalan ke arah pemimpin suku tiga elemen dan berlutut di depannya dengan menundukkan kepalanya karena tidak berani menatap wajah pemimpin suku tiga elemen secara langsung.

"Tidak perlu terlalu sopan. Cepat katakan! Apa tujuanmu datang menemukan?" tanpa basa-basi, pemimpin suku tiga elemen pun langsung menanyakan pertanyaan inti kepada wanita itu.

"Maafkan kelancaran saya, pemimpin suku. Saya datang menemui anda karena memiliki misi dan tujuan pribadi saya," ucapnya, mengutarkan semuanya tanpa menyembunyikan apapun.

"Lalu, apa tujuan pribadimu itu?"

Wanita itu hanya terhening sejenak sambil meremas-remas kecil kedua jari-jari telapak tangannya. Dengan ragu, akhirnya wanita itu pun mengutarakan maksud dan tujuannya datang menemui pemimpin suku tiga elemen.

"Saya datang untuk mengajukan diri saya. Aku dengar anak pemimpin suku tengah mencari seorang wanita yang akan menjadi pendampingnya. Dan sampai saat ini belum ada yang datang kepada anda. Bisakah saya menjadi orang itu?" wanita itu pun akhirnya mengutarakan maksudnya dengan lantang, tegas dan berani tanpa bertemu-tela.

Sedangkan pemimpin suku tiga elemen yang sedari tadi tengah menyeruput tehnya pun berhenti dan menaruh cangkir tehnya ke atas meja. Setelah menaruhnya, pemimpin suku tiga elemen lalu menatap wajah gadis yang tertunduk itu dengan tatapan tajam dan serius.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C9
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous