Télécharger l’application
14.06% Harem milik Suamiku / Chapter 18: Bab 19 : Pertanyaan dan jawaban

Chapitre 18: Bab 19 : Pertanyaan dan jawaban

Maximilian berusaha menahan kantuk saat mengikuti acara pemilihan gadis untuk milyader. Beberapa kali, dirasakannya siku Martin menyenggol lengannya agar dirinya yang mengantuk, tidak jatuh tertidur. Sejauh ini sudah enam orang gadis yang maju ke panggung dan mempresentasikan dirinya. Beberapa pertanyaan dari juri juga diajukan untuk para finalis.

"Sekarang, mari kita sambut finalis ketujuh, Alana Jasmine."

Plok-plok-plok.

Seorang gadis cantik menaiki tangga panggung dengan anggun. Dia mengenakan gaun merah menyala, memperlihatkan bahu terbuka dengan tali berkepang yang menghiasi pundak mulusnya. Kemudian menerima alat pengeras suara dari pembawa acara.

"Pertanyaan untuk Nona Alana Jasmine," kata pembawa acara setelah Alana memperkenalkan dirinya. "Pertanyaan yang sama seperti finalis yang lain. Apa yang membuat anda bahagia? Dan apa yang ingin anda lakukan jika sang milyader memilihmu?"

"Terima kasih," ucap Alana lembut namun lantang. "Saya akan menjawab yang pertama terlebih dahulu. Yang membuat saya bahagia adalah saya bisa mencintai laki-laki yang juga mencintai saya. Itu adalah kebahagiaan yang sejati. Dan jika saya yang terpilih menjadi gadis untuk milyader, maka yang saya inginkan adalah saya ingin menjadi wanita yang menjelajah dunia dan menjadikan dunia ini lebih baik, dengan cara mengikuti organisasi kemanusiaan."

"Jawaban yang bagus. Silakan tepuk tangan untuk Nona Alana Jasmine Silakan anda turun. Selanjutnya, finalis terakhir kita. Mari kita sambut Nona Marigold Flora."

Plok-plok-plok.

Mata Maximilian langsung terfokus pada sosok gadis yang mengenakan gaun putih gading. Meski gadis itu sudah mengenakan gaun cantik nan anggun, namun kesan tomboi terlihat jelas. Max tersenyum geli mendengarnya memperkenalkan diri dengan kikuk.

"Baiklah. Kini pertanyaan untuk Nona Marigold Flora. Apa yang membuat anda bahagia, Nona Marigold? Ceritakan sedikit pada kami. Dan apa yang ingin anda lakukan jika sang milyader memilihmu?"

Tiba-tiba Maximilian merasakan gelisah yang amat sangat, ketika mata gadis itu beradu pandang dengannya. Mata lembut itu memandangnya dengan tatapan memuja. Seulas senyum tersungging manis di bibirnya.

"Terima kasih. Aku akan menjawab. Yang membuatku bahagia adalah aku memiliki orang-orang yang menyayangiku dan selalu ada untukku. Begitu pula sebaliknya. Bagiku, keluarga nomer satu, sedangkan harta kekayaan adalah nomer dua, bahkan nomer yang kesekian di bawah sana. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa aku memang membutuhkan uang untuk tetap hidup nyaman. Tetapi, untuk apa memiliki dunia, jika hidupku merasa hampa. Tidak ada artinya."

"Wow, sungguh jawaban yang luar biasa," puji pembawa acara. "Lalu bagaimana dengan pertanyaan kedua?" lanjutnya penasaran dengan jawaban finalis terakhir.

"Anu, apa bisa diulang pertanyaannya yang kedua," ucap Marigold yang mengundang decak tawa tamu undangan. "Aku lupa."

"Baiklah. Pertanyaan kedua adalah, apa yang ingin anda lakukan jika sang milyader memilihmu? Dan ingat, seperti yang saya ucapkan untuk peserta finalis yang lain. Jika anda terpilih, maka hidup anda akan berubah seratus delapan puluh derajat."

Maximilian memperhatikan gadis itu menggigit bibir bawahnya dan berpikir keras. "Kenapa dia berpikir lama sekali? Apakah dia juga akan menjawab dengan jawaban membosankan seperti yang lainnya?" tanyanya dalam hati. Kemudian merutuki dirinya sendiri karena terlalu penasaran pada gadis itu.

"Seorang anak.. mungkin. Itu yang aku inginkan jika aku mempunyai pasangan," jawab Marigold polos, yang kemudian mengusap tengkuknya dan meringis malu.

"HA-HA-HA-HA.."

Semua orang dalam aula langsung tergelak keras mendengar jawaban Marigold, tak terkecuali Maximilian yang terbatuk-batuk untuk menutupi derai tawanya. Nyonya Alexander pun juga ikut tersenyum mendengarkan pernyataan polos itu.

"Ya ampun. Benar-benar polos sekali dia," komentar Martin seraya berdecak heran dan menggelengkan kepala.

"Dia luar biasa kan, mama?" tanya Max pada Nyonya Alexander yang mengangguk.

"Mama akui bahwa gadis itu memang lain dari pada yang lain," kata mama Max sambil memperhatikan gadis karate yang menuruni tangga dan menghilang ke belakang panggung. "Jadi, anggap saja pendapatmu benar bahwa kamu menemukan berlian berharga yang masih belum dipoles."

"Terima kasih, mama. Dan kalau mama lupa, aku akan mengingatkan bahwa intuisiku tidak pernah meleset dalam mengambil keputusan," sesumbar Max sambil memperbaiki posisi dasinya yang masih sempurna letaknya.

Nyonya Alexander mengangkat bahu, menyerah. "Terserah apa katamu."

Setelah menunggu penuh ketegangan selama lima belas menit, akhirnya pembawa acara kembali berdiri di atas panggung, setelah sebelumnya mengambil hasil pengumuman di meja penjurian. Pengumuman hasil pemilihan gadis untuk milyader akan segera diketahui. Dan harap diketahui, bahwa acara ini disiarkan secara langsung ke seluruh saluran televisi digital.

Di belakang panggung.

Marigold yang cemas, terus menerus meremas ujung sapu tangan yang di tangannya. Melihat hal itu, Alana yang tidak lain adalah teman semasa sekolah, menghampirinya.

"Apa kamu khawatir, Marigold?" ejek Alana sambil mengibaskan rambutnya. Karena Marigold mengabaikannya dengan sedikit menggeser posisi berdirinya, Alana meneruskan serangannya. "Lihat saja, aku pasti menang. Jadi, segera siapkan tisu untuk menghapus air mata kekalahanmu yang memalukan."

"Baiklah," seru pembawa acara antusias. "Kita akan segera mengetahui siapa yang menjadi gadis yang diidamkan sang milyader. Inilah dia. Pemenang ketiga diraih oleh Nona Alana Jasmine. Silakan naik ke atas panggung. Dilanjutkan dengan pemenang kedua diraih oleh Nona Iris Hyacintha. Beri tepuk tangan yang meriah untuk kedua pemenang kita."

Plok-plok-plok.

Marigold membalas tatapan meremehkan dari Alana yang berjalan angkuh ke arah panggung. Marigold merasa putus asa karena gadis secantik Alana saja menjadi pemenang ketiga. Lalu apa kabarnya dengan dirinya yang hanya cantik ala kadarnya? Dengan pemahaman itu, tiba-tiba saja, kekuatan Marigold seolah tersedot habis dan tubuhnya terasa lesu.

Perlahan, Marigold berdiri dari kursi tunggu. Pulang, mungkin adalah satu-satunya pilihan terbaiknya sekarang. Marigold sudah tidak mendengarkan lagi pengumuman siapa pemenang pertama. Sudah pasti bukan dirinya yang akan memenangkan sang milyader.

Marigold menghela nafas lelah. Baiklah. Dirinya gagal mendapatkan menantu untuk mamanya. Dan masalah perjodohan dengan Adam, si playboy kampung itu, pasti ada jalan keluar untuk menghindarinya.

"Nona Marigold.. Nona Marigold."

"Ya?" jawab Marigold sambil menoleh ke arah datangnya suara. "Oya, aku harus mengganti gaun cantik ini dulu sebelum pulang. Mungkin karena itu, dia memanggilku," monolog Marigold sambil mengangguk.

"Nona Marigold, nama anda dipanggil. Anda adalah pemenang pertama."

"APA?!" Mata Marigold membelak sempurna, mendengar ucapan itu.

"Benar. Anda adalah gadis pilihan untuk sang milyader. Dan sekarang anda dipanggil ke panggung."

"Anda tidak.. membohongi saya kan? Maksud saya, anda tidak mengada-ada?"

Staf itu mengibaskan tangannya, menolak sikap skeptis Marigold. Kemudian ditariknya tangan Marigold ke arah panggung. "Majulah," desak staf itu sambil mendorong pelan punggung Marigold. "Anda sudah ditunggu di atas sana."

Langkah gemetar membuat Marigold ragu-ragu untuk melangkah maju ke atas panggung. "Ini bukan April mop kan? Tidak-tidak. Ini bulan Desember. Apakah aku tidak akan mempermalukan diriku sendiri jika aku maju ke panggung?"

"Mari kita sambut pemenang kita. Nona Marigold Flora. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Marigold Flora."

Plok-plok-plok.

"Dia tidak pantas menjadi juara," teriak keras seseorang ketika Marigold berjalan ragu, melintasi panggung. Alana Jasmine, dialah yang memprotes dengan suara lantang sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah Marigold. "DIA SAMA SEKALI TIDAK PANTAS!"

Bersambung...


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C18
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous