"Menyedihkan." Yena bergumam refleks.
"Memang menyedihkan. Seandainya Lee Shan tidak pernah tau kebenarannya. Bahkan meski dia harus tau, aku sangat berharap masa lalu kami itu tidak akan mempengaruhi mereka."
"Lee Shan sangat menyayangi Ibu, karena itulah dia begitu," kata Yena.
"Kau benar. Aku sangat beruntung memiliki putera sepertinya." Cleodia meliriknya. "Semenjak itulah sifatnya berubah. Dia berubah menjadi mahluk tak berperasaan, selalu murung dan sendirian, tetapi setelah bertemu denganmu dia berubah sedikit demi sedikit. Aku sangat lega langit mengirimmu ke dunia." Lagi-lagi Celodia berkata dengan nada menyanjung membuat Yena malu hingga tersipu. Gombalannya lebih membuat salah tingkah dari puteranya sendiri.
"Oh sepertinya dia lapar." Cleodia mengembalikan Sagara yang mulai meronta-ronta.
"Sepertinya pertemuan kita sampai di sini saja. Kau mau menemui Lee Shan, bukan?"
"Iya–"
"Clei?" Suara yang cukup tak asing terdengar bersamaan dengan embusan angin pelan.