"Jie, apa kau sudah tidur?" Yena mencolek-colek Imoogi Kecil yang tampak sudah melingkar nyaman itu.
Namun, karena Yena mengganggunya, ia pun terbangun. Ia merayap ke dalam pakaian Yena dan menjilati perutnya.
Yena merasakan balok es dingin di dalam perutnya itu bereaksi. Dia sangat girang menyaksikan interaksi ayah dan anak ini.
Yena menyingkapkan pakaiannya dan membiarkan Imoogi Kecil itu melengkor di atas perutnya.
Awalnya, ia dengan nyaman memejamkan mata dan mulai tidur dengan nyaman. Namun, beberapa saat kemudian Yena merasakan rasa sakit di perutnya.
"Uh ... kenapa ini?" Ia terbangun.
Lucifer Kecil yang menyadari Yena tengah kesakitan juga bangun. Ia berubah menjadi wujud manusianya.
"Sakit?"
"I-iya ... ukh ... sudah lama dia tidak beraksi. Tidak, kali sakitnya berbeda .... Ukh!" Tiba-tiba rasa sakit itu menjadi semakin intens. Yena mengepalkan tangan dan menggertakkan giginya.
Tak berkurang sedikitpun meski Jie berusaha menyalurkan energi dinginnya.