Aneska segera pergi meninggalkan dua orang laki-kaki yang sama sekali tidak pernah dibayangkan dalam mimpinya sekali pun datang ke rumahnya.
"Ibu," panggil Aneska pelan begitu masuk ke dalam kamar Ibunya.
Ibu yang sedang terbaring sendirian, melihat ke arah anaknya yang baru saja datang.
"Bagaimana keadaan Ibu? Apa kepalanya masih sakit?" tanya Aneska duduk disamping Ibunya dan memegang keningnya.
"Sudah tidak sakit lagi. Panasnya juga sudah turun. Ibu pernah bilang kalau sakit Ibu ini bisa sembuh dengan sendirinya. Kamu saja yang terlalu khawatir," jawab Ibu.
"Bagaimana aku tidak khawatir kalau Ibu beberapa hari ini sakit."
Ibu melihat ke arah pintu. "Tadi Ibu mendengar kamu bicara dengan seseorang di luar. Apa ada tamu?"
Aneska terdiam beberapa detik. "Iya."
"Siapa? Apa tetangga kita datang untuk menengok Ibu?" tanyanya.
"Bukan. Itu ---," ucapan Aneska menggantung, bingung mau menjelaskan apa.
"Kenapa?" tanya Ibunya.
"Tamunya ---," ucap Aneska lagi.
Tinggalkan komentar atau vote di setiap chapter dan juga power stone untuk author.
Terima kasih.