Ian dan Paijo tidak bisa berkutik, dia hanya bisa diam terpaku. Sosok itu memandang ke arah ke duanya dan tentu membuat keduanya menggigil.
"Apa kita akan bertemu di surga Paijo?" tanya Ian dengan wajah pias.
"Tidak tahu aku, aku hanya berharap tidak bertemu denganmu di mana pun kamu berada," ucap Paijo kepada Ian.
"Baiklah, kalau begitu hitungan tiga kita mundur, kamu jangan tinggalkan aku sendiri ok," ucap Ian dengan suara pelan sambil melirik ke arah sosok yang di depannya.
Ian mundur ke belakang dan menelan salivanya, dia tidak tahu harus apa saat ini. mungkin saat ini dia harus berdoa dan meminta pertolongan dari Tuhan agar dia bebas dari sosok ini.
"Tiga!" teriak Paijo dengan kencang.
Paijo sudah lari tapi Ian masih termenung dan tentu membuat dia menatap nanar si sosok itu. Sudah cukup dia berdiam diri dan pingsan kali ini dia harus kuat dan tidak pingsan. Tanpa Ian duga Narsih muncul di depan Ian dan tentu senjata andalannya tersaji di depan mata.