Bram berteriak hebat, dia memanggil Narsih dengan suara lantang, dia yang mabuk terus meracau. Entah apa yang dia katakan Bram hanya dia yang tahu. Sahabat Bram yang datang ke rumah Bram tidak tahu kalau apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Keduanya naik ke tangga untuk bertemu Bram.
"Apa Bram ada di rumah tidak ya? Aku harap dia ada di rumah. Karena kalau dia tidak di rumah bisa bahaya untuk dia," kata Diman. Diman membuka pintu ruang kerja Bram.
Ceklekk!
Kedua teman Bram membuka pintu ruang kerja, mereka terkejut melihat pecahan kaca yang berserakan di lantai. Keduanya melihat Bram yang sudah berantakan dan kacau. Dia juga terlihat sempoyongan dan mengoceh sendiri.
"Bram, kenapa denganmu Bram?" tanya Deki.
Bram yang mendengar namanya dipanggil menoleh ke sumber suara. Dia tersenyum kecut kala orang yang dia lihat itu Deki. Bram menundukkan kepalanya di meja sambil tersenyum kecil.