Télécharger l’application
4.85% Mawar Penghias Malam / Chapter 12: Terjebak, akibat sok pahlawan

Chapitre 12: Terjebak, akibat sok pahlawan

Aku membalikan badan, menghadap ke arah pintu mobil tanpa mau menatap wajahnya. Kusandarkan kepalaku, selalu menyamping tanpa sedikitpun menoleh kepadanya. Bagaimana bisa ini terjadi? Laki-laki yang duduk di sampingku, yang  membooking Reina adalah lelaki tua bangka dari kampungku.

Dia juragan Somad yang papaku mempunyai hutang kepada nya, dan dia bersikeras mau menikahi ku saat itu. Aku menolak karena dia sudah tua dan mempunyai banyak istri.Tetapi kini aku malah mau melayaninya tanpa ikatan pernikahan pula? sungguh dunia ini sangat sempit bagiku, dimanapun aku berada dia bisa menemukan ku.

Harus nya aku tadi tidak menggantikan Reina untuk menemuinya, dan tidak sok jadi pahlawan kesiangan, harusnya aku pulang dan menemui keluarga ku sesuai rencanaku dari awal. Mungkin aku tidak akan bertemu si tua bangka ini, apalagi harus melayani nya.

Bukan hanya aku tidak mau melayaninya, masalah ku semakin bertambah jika dia tahu kalau aku berada di tempat sepeti ini. Dia pasti akan bicara kepada keluarga ku, sehingga orang tuaku akan tahu pekerjaan ku selama ini. Aku yakin kalau aku tidak akan diterima lagi sama orang tuaku, bahkan mereka akan membenciku selamanya.

Aduh bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan? Jika aku menolak dia pasti akan memberi tahu keluarga ku. Akan tetapi jika aku melakukan nya sungguh, aku tidak mau. Jangankan melayaninya, memandang wajahnya pun aku sudah muak pengen aku keluar kan semua makanan di perut yang tadi sudah aku makan.

Apa yang harus aku lakukan? Mana aku harus cari uang buat keluarga ku, masalah malah datang menghampiri ku. kepalaku rasanya sudah ingin meledak, saking kerasnya aku berpikir. Mencari cara untuk bisa menghindari laki-laki ini supaya dia tidak menjamahku, juga memberi tahu orang tua ku tentang pekerjaan ini.

Aku rasakan tangannya yang nakal mulai menyentuh tubuhku. Mengusap secara halus rambut yang sengaja aku urai panjang, sambil berbisik sesuatu di telinga ku, dan meminta aku menoleh untuk memperlihatkan wajahku kepada nya.

"Tubuhmu seksi sekali, bagai gitar spanyol yang sangat indah dipandang. Rambut mu yang hitam terurai, emmm….. harumnya membuat anganku melayang. Tapi sayangnya, kamu tidak memperlihatkan senyum mu karena wajahmu selalu menghadap ke sana. Ada apa? Masih malu?" Desahnya terdengar menggelikan.

Benar-benar pria tidak punya rasa puas. Lelaki yang umurnya sudah setua ini, masih saja mau mencari wanita lain yang masih sangat muda bahkan membooking pula. Hadeehh…. membuat aku makin malas saja menatap wajahnya apa lagi menjadi istrinya.

"Ayolah, tunjukkan wajah cantikmu ke hadapan ku! Untuk apa malu-malu, toh nanti kita akan saling menatap dan bersenang-senang. Sebentar lagi kita sampai di hotel, aku sudah tidak sabar!" Pria tua ini membuat aku bergidik geli. Sikap nya yang tengil membuat bulu kuduk berdiri seakan bertemu hantu gentayangan saja.

"Aku-a..ku sedang tidak enak badan." Bicaraku agak terbata, takut dia mengenal suaraku dan tahu sebenarnya bahwa yang kini ada di dekat nya adalah Aneska.

"Mungkin karena kamu terlalu bersemangat, jadinya seperti ini. Kau santai saja dulu! Yang penting bisa memuaskan aku, semua uang ini akan menjadi milikmu." Bisik juragan Somad sambil mengeluarkan beberapa gepok uang lembaran seratus ribuan yang sengaja disimpan di rok setengah paha yang aku kenakan.

Jika melihat uang itu, jadi teringat dengan papah ku dan penyakitnya yang sudah sangat memburuk dan membutuhkan biaya berobat yang mahal. Mungkin dengan uang sebanyak itu, bisa beberapa kali  aku mengantar papah ke rumah sakit. Juga bisa aku gunakan untuk sekolah Ara, untuk satu bulan. Sehingga aku Sangat ingin melupakan kalau dia juragan Somad, dan berniat untuk melayaninya saja.

"Benarkah ini semua untuk ku?" Tanyaku dengan suara bergetar tidak menyangka bisa memegang uang sebanyak ini. Ku pandangi uang yang kini sudah aku genggam, terbayangkan apa yang akan aku lakukan dengan uang sebanyak ini bersama keluargaku. Hampir aku menoleh dan memeluk mengucapkan terimakasih kepada juragan Somad.

Beruntung nya aku teringat dan sadar bahwa pria yang kini berada di dekat ku, adalah pria yang aku benci. Pria tua bangka yang terobsesi ingin menikahi ku, mengejar-ngejar ku, dari beberapa tahun yang lalu.

"Ya. itu semuanya untuk mu, semua. Bahkan kalau kau mau, saya akan menambahkan yang lebih banyak lagi. Asalkan malam ini buat diriku puas, oke!" Celetuk juragan Somad sambil mengecup bahuku, dengan kepala yang terus disandarkan pada bahuku tanpa henti. dasar sok manja, sudah tua tapi kaya anak muda yang pertama kalinya jatuh cinta.

sebel... sebel...ya ampun aku bayangkan wajah mesumnya meski aku tidak melihat nya saat ini, tapi aku sudah tahu dia sejak lama. sehingga aku tahu bagaimana raut wajahnya yang pecicilan itu.

Ku hempaskan tangan yang kini mulai nakal di tubuhku, supaya tidak menjalar kemana-mana. Duduk pun aku sedikit bergeser dari dekat nya, untuk menghindari tubuhnya yang semakin lengket kepada ku. Rasa kesal yang kini menggunung di kepalaku, sudah mau membom bardir kepala pria yang sudah dipenuhi dengan uban di kepala nya itu.

Aku mau menghindar, namun  tidak ada gunanya lagi buatku sebab tanpa hentinya si tua bangka ini mengikuti aku bergeser. Sehingga aku sudah sangat mentok sampai dekat sekali dengan pintu mobil, dan  tidak ada ruang lagi untuk aku bergeser. Mana kaki ku sudah pegal, dari tadi hanya berbalik satu arah saja tanpa aku bisa dengan leluasa bergerak karena takut dia melihat wajah ku.

"Nah, sekarang kita sudah sampai di hotel tempat kita nanti..ginian...nih." cerocos nya sambil memainkan tangannya memeragakan apa yang akan kita lakukan nanti. 

Dengan tingkah nya yang pecicilan, juragan Somad terdengar begitu menyeramkan. Saking tidak fokus nya, aku tidak tahu kalau mobil ini sudah berhenti dan sampai di hotel yang sudah dia sewa. Ku tatap bangunan yang berdiri kokoh juga tinggi ini, dengan sangat teliti. Terlihat sangat indah meski melihat nya dari dalam mobil yang kini belum aku buka pintunya.

Ku hembuskan nafas ku, untuk mengeluarkan hawa buruk di hidupku dan semoga saja pria tua ini ikut lenyap bersama hembusan nafasku menghilang dari pandangan ku seketika. Sehingga aku bisa terbebas dari pria yang menyebalkan ini.

Bruuugg….

Terdengar pintu mobil ditutup dengan sangat keras, hingga aku terkejut seketika terbangun dari lamunan ku yang baru saja mau berpetualang. Aku lihat juragan Somad menghampiri arah pintu masuk ku, hingga aku bergegas membalik badan menyembunyikan lagi wajahku. Juragan Somad membuka pintu mobil, meminta ku untuk keluar di sambut oleh tangannya sebagai pegangan ku. 

"Cepat keluar, aku sudah menunggu mu di sini! Raih tangan ku, sayang!" Lontar nya sambil terus cengengesan ketika menyambut tangan ku.

Aku bingung harus ngapain, lari, atau tetap disini? Kalau lari, memang nya aku bisa? Dan kalau diam, berarti aku harus melayaninya dan membuat diriku ada dalam genggaman juragan Somad. Bibirku bergetar, sambil kugigit jemariku untuk menghilangkan rasa gugup ini.

Berharap Tuhan mau melepaskan aku dari masalah ini, meski itu tidak mungkin terjadi. Tiba-tiba tangannya meraih tanganku lalu menarikku supaya keluar dari mobil dan mengikutinya. 

"Ayo! Keluar, kita langsung ke hotel saja! Aku sudah tidak sabar." Seru juragan Somad mencekal tanganku sehingga aku tidak dibiarkan menghindar sedetik pun. Aku benar-benar sangat bingung, cara apa yang akan membebaskan diri dan membuat pria tua ini tidak melihat wajahku.

"Tunggu sebentar! Ada sesuatu yang harus aku lakukan." Pintaku mengulur waktu, supaya aku mencari cara untuk bisa lolos setidaknya dia tidak melihat ku.

"Mau ngapain? Mau mencari apa, alat kontrasepsi? Atau jamu-jamu untuk kita nanti." Cetus juragan Somad sambil terus berbisik ke telingaku, terdengar menggelitik sekali.

Ku cari apa saja yang ada di mobil ini, untuk menutupi wajahku dari pandangan nya. Setelah ku sadar, aku melupakan sesuatu yang aku pakai di leherku. Ternyata aku memakai syal yang lumayan jika digunakan untuk menutupi wajahku. Sehingga aku lebih tenang keluar dari mobil ini, setelah itu aku harus cari cara supaya bisa lari dari tempat ini.

 


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous