Jarum jam di dinding kamar Andra menunjuk ke angka dua belas malam, Andra baru saja minum obat dan kini sudah terlelap dengan tenang. Sedangkan Andine, ia masih membereskan obat-obatan Andra beserta mangkuk bekas bubur pria itu.
Andine mendesah pelan, ia melirik ke arah lelaki itu di mana tampaklah di sana sosok sang suami yang sudah memejamkan mata. Mungkin efek dari kandungan obat demamnya atau karena keadaan lelaki itu masih terlalu lemah, sehingga mudah untuk membuat terlelap.
Wanita itu bangkit dari duduknya, di tangannya terdapat mangkuk dan gelas yang tadi berisikan teh hangat yang sudah tandas diminum sang suami. Gadis itu hendak keluar kamar dan pergi menuju dapur untuk meletakkan peralatan makan dan minum itu di sana.
Namun, saat langkah hendak sampai ke pintu bercat coklat itu, sebuah suara mengejutkan dan membuatnya berhenti di sana.