"Tapi, kenapa orang-orang di desamu enggak ada yang melihatnya, ya? Termasuk ibumu juga, kan?" tanya Andri.
"Nah, itulah yang bikin aku enggak habis pikir, Ndri." Sari mengangkat bahu. "Padahal aku yakin sekali, makhluk cahaya itu masih berada di belakangku saat aku tiba di depan rumah. Mungkin setelah itu dia langsung menghilang."
"Hmm ...." Andri bergumam sembari mengerutkan dahi, memikirkan sesuatu.
Sari terdiam sejenak. Matanya menerawang jauh, menembus deretan rak kayu penuh berisi buku yang berbaris rapi di hadapannya. Sebenarnya ia merasa sangat sedih, memikirkan bahwa betapa sulit nya mencari orang di desa yang bisa mengerti akan pemikirannya.