Lampu di dalam gudang tidak ada yang menyala. Benar-benar gelap dan tidak bisa melihat apapun dengan jelas. Sehingga sulit untuk menentukkan arah hanya dengan bias cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui celah jendela.
"Dimana Kapten Li dan yang lainnya?" Zhao Youlin bertanya dengan suara rendah saat dia bersandar pada pilar batu persegi yang cukup besar. Petugas polisi di sampingnya menjawab dengan suara rendah, "Kapten Li dan yang lainnya berada di arah jam dua. mereka menunggu di depan gudang dan siap beraksi memberikan bantuan kapan saja."
Zhao Youlin mengangguk. Dia dengan erat mencengkram pistol di tangannya dan melirik ke gudang yang sunyi. Ia mengerutkan alisnya, dan mengambil keputusan. "Bagi menjadi dua tim, satu tim akan ikut denganku, sementara tim yang lain akan pergi dengan Mu Chen. Kita akan mengepung musuh, tapi hati-hati jangan sampai mereka tahu keberadaan kita."
Setelah mendengar instruksi dari Zhao Youlin, sekitar 12 orang yang ada di belakangnya secara otomatis terbagi menjadi dua tim. Mereka mengikuti Zhao Youlin dan Mu Chen dari dua arah yang berbeda. Kemudian, mereka mendekati van yang baru saja masuk ke gudang dan mengepungnya.
Mereka dengan gesit menyelinap ke dalam van, tetapi mereka tidak menemukan siapapun di dalam. Bahkan kursi pengemudi dan kursi penumpang di belakang kosong.
Zhao Youlin mengerutkan kening, dia berfirasat buruk. Bahkan sebelum dia sempat merenung, dia segera bereaksi secara otomatis berdasarkan naluri yang telah dia miliki selama bertahun-tahun dengan pengalamannya dalam menghadapi bahaya di sekitar. Dia langsung berguling ke samping dan menjatuhkan diri ke tanah.
Pada saat yang sama, beberapa peluru melesat dengan cepat dan menghantam kursi mobil. Suara tembakan bercampur dengan teriakan mengejutkan dari rekan satu timnya yang tertembak dan bergema di gudang.
Zhao Youlin menoleh dan melirik ke tempat dia berjongkok sebelumnya. Dua asap putih yang bergumpal masih belum menghilang. Tidak bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi jika dia bereaksi sedikit lebih lambat.
Memikirkan hal itu, wajah Zhao Youlin mulai menggelap. Dia menggertakkan gigi dan mengutuk dengan suara lirih, "Sialan! Kita telah dijebak!". Van kosong, gudang yang gelap, dan penembak jitu yang menunggu untuk menyerang mereka. Sepertinya, semuanya memang telah direncanakan sebelumnya. Kali ini, dia benar-benar jatuh ke dalam perangkap seseorang.
Suara tembakan masih berdengung di telinganya, Zhao Youlin mencoba mendengarkan dari mana arah peluru itu berasal. Dari bawah mobil van, dia kemudian menembak beberapa peluru ke sudut tempat yang gelap. Tanpa diduga, dia mendengar suara erangan dan sesuatu jatuh membentur tanah.
Setelah menyerang beberapa orang secara berturut-turut, Zhao Youlin kembali berlindung di bawah mobil van. Dia mengisi ulang senjatanya dengan cepat dan perlahan bergerak menuju sosok hitam yang tidak jauh darinya, dan menembak sudut-sudut yang gelap.
"Kakak Lin, apakah kamu baik-baik saja?" Wajah Mu Chen berseri-seri dan terlihat senang ketika melihat Zhao Youlin. Dia bertanya dengan tetap memegang pistol di tangannya.
" Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Dan bagaimana dengan yang lain?"
"Aku juga baik-baik saja. Beberapa orang sudah… dan beberapa dari mereka terluka."
Wajah Zhao Youlin menjadi gelap dan dia berkata, "Tunggu sebentar lagi, saat tim kedua mendengar suara tembakan, mereka pasti akan segera bergegas kemari."
Setelah mengatakan itu, Mu Chen langsung menjawab dan tersenyum pahit, "Kakak Lin, meskipun apa yang kamu katakan itu benar, tapi…."
Zhao Youlin terkejut, saat menatap kearah Mu Chen dan melihat kotak pelurunya telah kosong dan berserakan di tanah. Mu Chen telah menggunakan peluru terakhir di pistolnya tadi.
Zhao Youlin menatap Mu Chen, sambil mengedipkan matanya. Dan tiba-tiba, dia mengeluarkan dua kotak peluru yang tersisa di sakunya dan memasukkannya ke saku Mu Chen. Mu Chen terkejut, dia melebarkan matanya dan menatap Zhao Youlin dengan rasa tidak percaya. "Kakak Lin, kamu…."
"Cukup dengan omong kosongnya. Ambillah, aku punya caraku sendiri, dan kamu tidak boleh mati!" Zhao Youlin memotongnya dengan tidak sabar. Segera setelah itu, dia berlari dengan cepat keluar dari cela di samping ruangan kosong, dengan tatapan dingin di wajah nya dia kembali menembaki sudut-sudut gelap beberapa kali. Saat dia menggulingkan tubuhnya di tanah, dia menghindari beberapa tembakan lagi dari sisi lain. Kemudian mengambil kesempatan untuk bergegas ke sudut gelap yang paling dekat dengannya.