Chapitre 150: GUGURNYA SANG RATU BIR

"Aku pulang! Hmm, aroma harum apa ini?" tanya Dera.

Dia masuk dalam keadaan penuh dengan tanah, wajahnya yang dekil membuatku teringat dengan masa kanakku dulu.

"Apa yang kau lakukan hingga sekotor itu? Hera, kau bisa menemani Dera mandi aku akan menangani ini!"

"Apa kau yakin?" tanyaku bercanda.

"Tentu saja, kau pikir aku siapa?" Dia sedikit mendorong pundakku.

Saat kami tertawa wajah kesal Dera muncul dan mengembungkan pipinya.

"Hm!" Dia masuk ke kamar mandi sendiri.

Brak!

Aku mengernyitkan wajah mendengar bantingan pintu.

"Dera!" teriak Alkaef. "Ada apa dengan anak itu?" gumamnya sembari memegang kepalanya.

"Sepertinya dia cemburu," batinku.

Aku pun mengikutinya masuk ke dalam kamar mandi tapi dia sudah menggosok punggungnya sendiri dengan wajah yang kesal.

"Dera, biar aku menggosok punggungmu!" pintaku padanya.

"Tidak usah! Aku bisa sendiri!" balasnya ketus.