Chapitre 115: PERPISAHAN YANG TERTUNDA

Tek! Tek! Tek!

Bunyi kaki sang Ibu yang terus berjengit karena tidak bersabar menunggu anak pertamanya. Setelah setengah jam barulah Dain datang.

Ratu wajah marahnya mulai surut karena cukup lama dia menahan amarahnya saat duduk bersama kami.

"Jadi, pertama kenapa kau bisa sembuh?" tanyanya pada Abigail.

"Aku meminum cairan dari buah Bakkum," jawabnya.

Sontak dia terkejut dan berdiri.

"Ja— jadi Dain berhasil melawan Armadillo merah itu!" Dia berlari ke arah dan memeluknya erat.

"Maafkan Ibu telah memukulmu ternyata kau telah menyelamatkan ayahmu." Dekapan sang Ibu bukan dekapan biasa di lihat dari raut wajah Dain sepertinya sebentar lagi dia akan pingsan karena kehabisan udara.

"Ibu tenanglah," sela Ayla yang menyelamatkan Dain.

"Ehem, baiklah. Jadi siapa kau?" tanya sang Ibu.

"Bukankah ada baiknya kau mengenalkan dirimu terlebih dahulu?" balasku.

Giginya merapat hingga menimbulkan suara gesekan yang kuat.