Mereka yang sering berbicara kepadanya, kini semakin menjauh. Mereka yang sering menyapa, kini semakin acuh. Mereka yang selalu datang, kini pergi tak pernah kembali. Mereka yang ia pernah ia kenal, kini telah tiada.
Datang dan pergi, menjadi acuh seperti orang yang tidak saling mengenal. Harapan yang tak bisa pemuda itu penuhi menjadi sebuah petaka yang malang untuknya. Meski begitu, ia selalu memandang positif apa yang menimpanya. Meski dirinya ditinggal, terapi baginya itu adalah kebebasan sesungguhnya. Tak perlu lagi dia mendengar ocehan tak penting yang bukan dari keluarganya. Tak perlu lagi dirinya meraih sesuatu yang besar seperti yang mereka harapkan. Tak perlu lagi ia melakukan apa yang mereka katakan.
Dirinya bebas, namun konsekuensi yang ia dapat adalah luka perih yang selalu ia abaikan.
'Manusia itu mudah berubah, ya?'
***