Dalam ruangan dengan cahaya redup, dua pria mendekati sebuah sangkar besi, salah satu dari mereka menelan ludah seakan tak percaya dan yang lain menyeringai penuh dengan kelicikan. Warna perak yang mencolok tampak dalam sangkar besi, memandangi mereka seraya menggeram menunggu kesempatan yang tidak pernah datang. Kedua pergelangan tangannya dirantai dengan kuat, diberi kertas segel yang tidak pernah bisa dihancurkan selain pemasang segel itu. Tak cukup, lehernya pula diberi kalung yang membuatnya tidak bisa melawan ucapan sang pemilik kalung.
"Kau yakin?" tanya pria yang menelan ludah karena ragu dengan rencana pria licik di sampingnya.