Lelaki itu duduk di singgasana dengan kaki kanan yang menumpu kaki lainnya, menopang kepalanya yang dimiringkan dengan kepalan tangannya. Ia sangat berusaha menunjukkan bagaimana seorang Kaisar yang ia tiru dari buku yang ia baca di perpustakaan dan ia sadar sikap seperti itu tidak cocok dengannya. Ia tidak bisa bersikap tegas dan menunjukkan kesombongan dengan mengambil pose saat duduk. Void menghela nafas kasar, mengembalikan posisi kakinya dan bersandar pada punggung kursi singgasana.
"Ah ya … Ini adalah yang paling nyaman."
Void menatap ruang tempatnya duduk sekarang dengan tatapan datar, begitu terasa sepi seolah tidak ada orang lain di Istana. Scintia saat ini tidak berada disampingnya, lebih tepatnya Void memintanya untuk membantu para pelayan yang lain dan melakukan tugasnya sebagai seorang kepala pelayan, untuk beberapa saat ia tidak bisa berada di samping Void.
Mengisi kebosanannya, Void menjelajahi fitur layar status miliknya. Tidak hanya menampilkan layar status, sejauh yang Void tahu ada layar skill dan sihir yang ditempatkan satu layar dengan bagian terpisah, lalu layar peta dan layar status yang muncul saat membuka titik biru. Layar peta hanya menampilkan tempat-tempat yang sudah dikunjungi dan sekitar tempat Void berada, seperti saat ini yang terlihat hanya peta sekitar ruangan. Namun jika keluar–seperti membuka pintu ruangan–dari ruangan itu, peta yang berada di luar ruangan akan terlihat. Itu bukan sebuah peta 3 dimensi, hanya sebuah peta 2 dimensi yang dilihat dari langit, lalu menunjukkan tanda lain seperti titik biru–menunjukkan orang lain–yang saat ini Void anggap sebagai rekan atau gambar sendok dan garpu yang mengacu pada tempat sebuah restoran seperti saat Void pergi ke restoran bersama dengan Scintia. Tetapi untuk memunculkan tanda itu, Void harus masuk dan memastikan tempat itu lebih dahulu.
Merepotkan, pikir Void mengeluh dengan fitur layar statusnya yang membuatnya juga semakin yakin jika ia berada di dalam dunia game Aester World. Ia membuka layar skill dan sihir, beberapa skill dan sihir baru ia dapatkan dan beberapa diantaranya ia dapatkan dari membaca buku di perpustakaan.
'Skill penguat tubuh, skill percepatan, skill memancing?' Batinnya menjadi bertanya saat melihat skill yang tidak begitu penting.
Ia mendapatkannya ketika membaca buku tentang ikan-ikan yang ada di dunia dan entah bagaimana cara memancing setiap ikan itu di tepatkan pada halaman yang sama.
"Entah siapapun yang membuat buku itu, pasti dia seorang maniak mancing," Gerutunya pelan.
Void memejamkan matanya dan menutup layar skill, ia membuang nafas perlahan. Masalah utama yang dihadapinya masih belum menemukan titik terang, ia sedikit lelah ketika memikirkan itu walau ia sudah memutuskan untuk selalu melihat apa yang sedang terjadi di perbatasan timur.
"Hm?" Void bergumam dan membuka matanya, menyadari seseorang selain dirinya berada di ruangan singgasana selain dirinya "Ink Owl?" Ia memanggil orang itu dengan suara bertanya.
Ink Owl berlutut dengan menaruh kepalan tangan kanan di atas dada kirinya, penuh dengan rasa hormat kepada sang Kaisar.
"Ada apa? Oh ya kudengar dari Scintia Kau ingin membicarakan sesuatu?"
Void baru saja mengingat hal itu ketika ia melihat Ink Owl berlutut dihadapannya.
"Ah berdirilah, Ink Owl."
Void masih belum terbiasa melihat orang berlutut dihadapannya, ia meminta sambil mengulurkan tangannya dengan telapak tangan menghadap ke lantai.
"Terima kasih, paduka," Ucap Ink Owl, membungkuk sesaat setelah berdiri.
"Jadi apa yang ingin Kau bicarakan?"
Teo sebenarnya sudah tahu apa yang akan dibicarakannya tapi ia memilih bertanya lagi kepada Ink Owl.
"Tentang perbatasan, paduka."
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Void berharap sesuatu yang juga tidak diharapkan.
Ink Owl menggeleng dengan senyuman diwajahnya.
"Tidak paduka, tidak ada hal serius yang terjadi disana."
Void entah kenapa merasa kecewa mendengar jawaban itu, melihat wajah Ink Owl tersenyum senang seperti itu membuat Void merasa menjadi tokoh paling jahat.
"Tenerbis dan pasukan penjaga sudah menambah waktu untuk jadwal patroli mereka, saat ini mereka berpatroli sedikit lebih lama. Lalu Tuan Tenerbis juga berkata jika Kerajaan Hertia menepati perkataan mereka saat pertemuan, ada beberapa manusia di dekat mulut hutan, membawa bahan untuk membangun pos penjaga."
Itu menjadi kabar bagus untuk Kekaisaran, konflik tidak terjadi dan Kerajaan Hertia tidak secara negatif seperti yang pernah dikatakan oleh Ink Owl saat pertama kali melapor kepadanya. Void teringat kembali sebuah berita siaran online yang ia lihat dari komputernya, permasalahannya sama sampai beberapa negara yang juga terlibat mempersiapkan militer mereka. Ia tidak ingin mengabaikan bagaimana jika Kekaisaran berakhir sama seperti di siaran online itu.
Hutan Sanktas yang berada di timur Kekaisaran adalah sebuah hutan yang sangat lebat, dipenuhi hewan buas dan juga beberapa monster sering berkeliaran disana, meski pernah terjadi pembantaian monster di hutan itu oleh Kekaisaran dan Kerajaan, tetapi monster selalu bermunculan entah darimana. Selain itu ada banyak tumbuhan obat liar dan buah-buahan yang dapat dimakan, singkatnya sebuah hutan yang kaya dengan hewan, monster, buah dan tanaman herbal dan sebagian besar hutan itu dimiliki oleh Kekaisaran Iblis.
"Ink Owl, apa menurutmu mereka sengaja masuk kedalam wilayah Kekaisaran?" Tanya Void.
"Itu … Seperti yang anda tahu jika sebagian besar wilayah Hutan Sanktas adalah milik kekaisaran. Hutan Sanktas milik Kekaisaran sudah bebas dari monster yang sebagian dibunuh dan sebagian lainnya dijinakkan. Jadi Saya rasa mereka memang menginginkan hutan yang bersih dan siap di panen isinya, tapi itu hanya pemikiran buruk Saya. Tetapi, jika dipikirkan baik-baik, bisa saja mereka benar-benar tidak tahu jika mereka memanjat tembok perbatasan, mereka tersesat dan memanjat tembok untuk melihat jalan melalui atas tembok perbatasan. Maaf jika Saya terdengar membela mereka, Paduka."
"Ah tidak apa-apa."
Ink Owl membungkuk saat meminta maaf, walau Void langsung memintanya untu berdiri tegak kembali. Ia juga tidak menyangkal jika hal itu terjadi kepada orang lain, Void tidak bisa marah karena itu.
"Ya, Aku juga mengerti jika orang-orang akan tersesat di Hutan Sanktas, banyak pohon-pohon tinggi yang menyulitkan pandangan mereka. Aku baik-baik saja dengan ucapan itu, Ink Owl."
Ink Owl mengayunkan tangannya, mendaratkan telapak tangan kanan di atas dada kirinya sambil sedikit membungkuk.
"Terima kasih paduka."
Dia seorang penasihat yang setia, dari jajaran Raja Iblis dialah yang paling lama melayani sang Kaisar. Disaat Kaisar mengakhiri perang antar ras juga dia berada di sisi Kaisar, meski saat itu ia disisi Kaisar tetapi ia tidak tahu apa yang terjadi karena Kaisar melakukan sesuatu kepada seluruh penduduk Iblis, penduduk aliansi Iblis, dan para Jenderal. Ketika terbangun diikuti Jenderal lainnya, mereka sudah berada di ruang singgasana. Di hadapan mereka semua seseorang duduk dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kiri, tersenyum lembut menatap mereka.
Setiap kali ia mengingat sang Kaisar, selalu ingin ia bertanya apa yang terjadi dengan perang itu. Tapi Kaisar selalu berkata kepadanya:
"Tidak ada yang istimewa, manusia-manusia itu mau berdamai dengan kita. Karena itu, Kau tidak perlu khawatir."
Sesuatu yang dirahasiakan, meskipun ia bertanya kepada iblis lain, itu adalah hal yang sia-sia dan semua jawaban Iblis yang masih hidup sampai sekarang memiliki jawaban yang sama, mereka tidak tahu dan mereka juga terbangun di rumah mereka.
Void tidak menemukan jalan, meski begitu itu memberikannya waktu untuk menambah skill dan sihir, lalu ia juga belum pernah sekalipun berkelahi dengan seseorang. Setiap ada seseorang yang mengejeknya, ia memilih untuk berpura-pura tuli untuk menghindari perkelahian. Tapi sangat tidak mungkin untuknya meminta sebuah perkelahian sekarang, sangat tidak lucu jika sang Kaisar Iblis kalah oleh seseorang.
"Ink Owl, bagaimana dengan kondisi … Prajurit-prajurit kita?" Jeda yang dibuat Void digunakan untuk berpikir dan membuat sebuah alasan, Void memutuskan untuk mengamati lebih dahulu.
"Prajurit ya paduka? Mereka semua dalam keadaan baik, semua persenjataan yang dibuat berkat kerja sama dengan Dwarf juga dalam keadaan baik dan jumlahnya melebihi prajurit yang kita miliki, Saya sengaja meminta mereka membuat lebih dari jumlah prajurit sekarang untuk calon-calon prajurit yang akan dilatih."
Kerutan di kening Void muncul sesaat, ia melihat sebuah kesempatan.
"Oh? Kapan pelatihan itu dimulai?"
"Besok pagi, Paduka."
"Kalau begitu besok pagi Aku ingin melihat mereka berlatih, kalau tidak keberatan tolong temani Aku besik."
Mata Ink Owl melebar, ia langsung berlutut dengan tangan kanan mengepal kuat yang ia taruh di atas dada kirinya, ia melakukannya dengan penuh rasa hormat seakan ingin memberikan nyawanya kepada Void.
"Baik paduka! Sebuah kebanggaan untuk Saya bisa menemani paduka."
Berlebihan.
Void tidak bisa mengatakan itu langsung kepadanya, bahkan ia tidak ingin menanggapinya.
"Kalau begitu sekarang Saya akan menemui mereka yang ada di tempat pelatihan untuk menyambut Anda."
"Ah jangan," Void dengan cepat membalas cepat "Untuk besok Aku tidak ingin menarik perhatian, Kau mengerti maksud ku?" Tanya Void sambil memiringkan kepalanya dengan senyuman kaku di wajahnya.
"Ah begitu! Anda tidak ingin mengganggu calon prajurit ya, karena jika tahu Anda datang pastinya mereka tidak bisa berlatih dengan fokus karena nanti mereka ingin menghormati kedatangan Anda. Luar biasa, Anda sangat peduli kepada prajurit Anda, sungguh kebaikan hati Anda tiada siapapun yang menandinginya!"
Pujian yang berlebihan kembali dikeluarkan Ink Owl, meski sudah berniat untuk tidak menanggapinya tapi rasanya begitu sulit ia lakukan.
To be continue
Setiap 2 tahun sekali, Kekaisaran melajukan perekrutan prajurit dari berbagai tempat dalam wilayah Kekaisaran. Terdapat 25 kota Kekaisaran secara serentak membuka perekrutan prajurit dan setiap kota bisa merekrut sampai ratusan calon prajurit, begitu juga dengan Ibukota Kekaisaran.
Sebuah benteng yang berada di bagian luar Ibukota Kekaisaran menjadi tempat berkumpulnya mereka yang mempersembahkan diri mereka untuk menjadi prajurit Kekaisaran. Benteng Drachen, bukan hanya menjadi tempat berkumpulnya calon prajurit, tempat itu juga menjadi benteng pertahanan Ibukota di bagian utara. Benteng besar dengan banyak meriam yang terparkir mengarah ke utara, satu-satunya benteng yang berhasil dipertahankan Kekaisaran pada perang 500 tahun yang lalu.
"Paduka, saya membuatkan bekal untuk anda. Sebagai pelayan pribadi, saya tidak ingin anda melupakan sarapan anda."
Scintia membungkuk, menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang kepada Void yang sudah memakai jubah hitam dengan penutup kepala.
"Eh? Aku hanya sampai tengah hari saja."
"Tidak, saya tidak bisa menerima itu. Tolong terima bekal ini, paduka."
Kesungguhan terlihat jelas di matanya, ia seakan tidak takut meski berbicara kepada sang Kaisar Iblis.
"Ba--baiklah akan kuterima."
Void bisa mendengar suara burung hantu yang bahagia saat ia menerima kotak itu. Ink Owl dibelakangnya juga sudah bersiap, memakai jubah yang sama seperti Void namun lebih besar menyesuaikan ukuran tubuhnya.
"Paduka, sebaiknya kita berangkat sekarang," Ucap Ink Owl.
Meski matahari masih belum menunjukkan dirinya, tetapi para calon prajurit sudah bersiap untuk memulai latihan pertama mereka. Benteng dijaga oleh beberapa prajurit Kekaisaran, jumlah mereka dikurangi agar tidak memenuhi benteng. Jumlah calon prajurit mencapai 500 orang, jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan kota-kota lainnya.
Mereka berdua mendarat diatas menara benteng setelah berteleportasi dari Istana, cukup tinggi sampai bisa melihat luas benteng yang besar itu. Angin menghembus Void, hampir membuat penutup kepala jubah terlepas.
"Paduka, lebih baik kita ke tempat yang lebih rendah sedikit.
Void menganggukkan kepalanya, Ink Owl lebih dulu melompat dari atas menara itu, mendarat di atas tembok benteng. Ia masih berdiri diatas menara, melihat jarak yang jauh antara menara dengan tembok.
'Astaga, semoga kaki ku tidak patah.'
Mengumpulkan keberanian, Void menjatuhkan dirinya dari menara yang tingginya seperti rumah 2 lantai. Tetapi berkat status atributnya yang tinggi, Void terhindar dari cedera.
"Siapa kalian!"
Seseorang berlari mendekati mereka, mengarahkan pedang satu tangan ke arah mereka. Tangannya sama sekali tidak gemetar, tatapannya yang kuat itu menunjukkan keinginan membunuh yang kuat, Void sedikit gemetar melihat prajurit itu. Angin menerpa Void berlawanan arah, sangat kuat sampai menerbangkan penutup kepalanya kebelakang. Bersamaan dengan cahaya matahari terbit, wajah Void terlihat jelas di depan prajurit itu.
"Pa--pa--paduka!?"
Wajah prajurit itu seketika berubah, tangannya yang kokoh memegang pedang langsung gemetaran dan dia menjatuhkannya.
"Ah pedangmu–."
"Maafkan saya! Tolong ampuni saya!"
Dia berlutut, menundukkan kepalanya dengan rasa takut sekaligus malu dengan apa yang ia perbuat. Dalam hukum Kekaisaran, semua yang berkaitan dengan sang Kaisar akan mendapatkan hukuman yang berat. Mereka yang lancang kepada sang Kaisar akan mendapat hukuman penjara seumur hidup atau diasingkan dari Kekaisaran dan mereka yang mengacungkan pedang mereka atau membuat Kaisar terancam akan dihukum mati dan seluruh keluarganya dan keturunannya akan dibuat sengsara, tidak dapat pengecualian apapun kondisinya, entah itu disengaja atau tidak disengaja.
"Paduka tolong ampuni saya! Saya tidak bermaksud mengangkat pedang saya kepada anda, tolong ampuni saya!"
"A--ah! Tenanglah, aku tidak akan marah jadi tenanglah!"
"Paduka …"
Ia mengangkat kepalanya, menunjukkan wajahnya yang sudah sangat ketakutan. Gemetar, air matanya keluar deras. Void memalingkan wajahnya sesaat, ia ingin tertawa namun ia menahannya.
"Ahem! Tidak apa-apa, berdirilah."
Dia mematuhi ucapan Teo, berdiri namun kepalanya masih terus menunduk dengan kedua tangan yang gemetar.
"Tidak apa-apa, kumaafkan. Ini juga salah Kami karena menyelinap diam-diam melihat pelatihan prajurit baru. Tunggu, Kau masih muda, berapa usia mu?"
Prajurit itu menjawab "150 tahun, paduka."
"Ap–." Void menutup mulutnya, memalingkan wajahnya dari orang itu.
Ras Iblis memliki usia yang jauh lebih panjang dibandingka dengan manusia, mereka bisa hidup lebih lama daripada manusia. Dalam ras Iblis, seseorang yang masih berusia 100 - 400 masih masuk ke dalam kategori remaja, sedangkan usia 401-800 masuk dalam kategori remaja.
Void berpikir ulang kembali, ia mengganti responnya "A--ah, Kau masih muda sekali. Itu mengejutkan," Meski begitu Teo lebih terkejut mendengar usia orang pemuda laki-laki itu yang sudah hidup selama 100 tahun.
"Tapi paduka, bukankah dia hebat. Meski masih muda tapi kesiagaanya luar biasa, tidak peduli jika orang itu lebih kuat darinya, dia tetap mengangkat pedangnya," Ucap Ink Owl, ikut berbicara.
"Ah ya kau benar," Void mendekati pemuda itu, kemudian ia memegang pundaknya "Siapa nama mu?"
Pemuda itu kembali berlutut, menyebutkan namanya "Al, Paduka."
"Begitu. Kalau begitu akan kuingat nama mu."
Ia mengangkat wajahnya, terkejut dirinya mendengar ucapan itu. Baginya, tidak, bagi seluruh penduduk Kekaisaran Iblis dapat diingat oleh sang penguasa ras Iblis bagaikan mendapat sebuah hadiah yang tak terhingga, melebihi limpahan bongkahan emas, lebih berharga dari apapun.
"Saya berterima kasih paduka!" Ucap Al, terdengar lebih kuat daripada sebelumnya.
Pintu bangunan utama benteng terbuka, suara hentakan kaki besi para prajurit terdengar, mereka keluar satu persatu dan para calon prajurit berbaris rapih di tengah benteng. Orang terakhir yang keluar dari bangunan utama benteng, seseorang dengan zirah merah, tanduknya besar namun sangat pendek, hampir sama seperti milik Void.
"Dia …"
"Oh benar … Belial yang hari ini menjadi pengawas mereka," Ucap Ink Owl, menjelaskan siapa orang yang berdiri dengan gagah itu.
Belial, salah satu dari 10 Jenderal Iblis, Jenderal Iblis peringkat ke 2, sang pemimpin seluruh pasukan Kekaisaran Iblis. Sosok yang sangat kuat, dapat membelah bukit dengan satu serangan bahkan dengan satu tebasan pun 1000 prajurit dapat tewas di tangannya.
'Dalam game dia menjadi musuh yang merepotkan … Kalau tidak salah dia memiliki kemampuan membelah diri, sebaiknya Aku memeriksanya.'
Void memusatkan pandangannya kepada Belial, membuka layar status sang Jenderal itu.
Name: Belial
Level: 175
Type: Demon
HP: 120.760
MP: 80.780
Magic: Dark Fire, Electric Dark Ball, Secession, Eternal Darkness, Teleportation, Dark fire arrow, Land of darkness, Dark ball.
Skill: Encahntment Sword, Enchantment Body, Strength Body, Shield Body, Enchantment Speed, Bone Wall, Sharpening senses.
Void tidak begitu terkejut, ia tahu jika kemampuan Belial bisa setinggi itu, tentu saja wajar jika menjadi pasukan. Ia menutup bilah status belial, bersamaan terpikir sebuah ide agar ia mendapatkan skill tambahan hari ini.
Void menyungingkan senyumannya, terlihat jahat sampai Ink Owl yang baru menyadarinya langsung membungkuk "Ink Owl, aku akan bergabung dengan mereka."
"Eh?"
Bergabung dengan para calon prajurit, itu adalah idenya. Ia merasa tidak yakin jika melihat saja sudah cukup. Menyadari ada yang lebih kuat dari dirinya di wilayah Kekaisaran, Void memutuskan untuk memperkuat dirinya lagi dengan menambah pengalaman bertarung.
To be continue
Vous aimerez peut-être aussi
Commentaire de paragraphe
La fonction de commentaire de paragraphe est maintenant disponible sur le Web ! Déplacez la souris sur n’importe quel paragraphe et cliquez sur l’icône pour ajouter votre commentaire.
De plus, vous pouvez toujours l’activer/désactiver dans les paramètres.
OK