Télécharger l’application
9.39% Last Boss / Chapter 17: Chapter 17 - Ibukota (Bagian 1)

Chapitre 17: Chapter 17 - Ibukota (Bagian 1)

Masih tidak ada petunjuk, Void yang mendengar informasi dari Ink Owl merasa sedikit kecewa juga merasa lega. Konflik antara manusia dengan Iblis masih belum terjadi, situasi antara manusia dan iblis pun masih terlihat baik-baik saja dan karena hal itu Void semakin bisa merasakan kalau kedepannya ia tidak mengetahui penyebabnya lebih dulu, maka masa depan sang Kaisar Iblis tidak berubah, ia akan mati di tangan sang pahlawan.

Mengumpulkan informasi adalah salah satu senjata Void, semakin banyak informasi yang ia miliki semakin mudah dirinya menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya, begitulah caranya untuk menyelesaikan permainan.

Void berencana untuk pergi keluar dari Istana, ingin melihat bagaimana kondisi penduduk Kekaisaran dengan harapan ia menemukan masalah yang menjadi pemicu konflik antara Iblis dengan manusia. Setelah penasihatnya pergi, Scintia datang dengan teleportasi, berdiri di dekat kursi singgasana. Karena ia tidak tahu seluk-beluk Kota, ia harus mengajak seseorang untuk menemani dirinya dan satu-satunya orang yang memungkinkan melakukan itu hanyalah pelayan pribadinya

"S--scintia, mau kau … Menemaniku?" 

'Sialan!'

Void mengutuk dirinya sendiri yang berbicara terbata-bata kepada Scintia, perasaan gugup ketika berbicara sambil menatap Scintia masih belum bisa ia kendalikan.

"Menemani? Apa paduka ingin pergi ke suatu tempat?" Scintia dengan kepekaannya balik bertanya kepada Void.

"Ah ya, sebenarnya Aku ingin berjalan-jalan dikota. Ja--jadi maukah–. Tidak, tolong temani Aku kesana," Void berbicara dengan pandangan lurus ke depan, mengubah kata dari permintaan menjadi sebuah perintah untuk bersikap tegas sebagai seorang Kaisar Iblis.

Scintia sedikit terkejut mendengar perintah itu, kemudian senyuman kecil terlukis di wajahnya. Ia langsung membungkuk menghadap Void.

"Baik Paduka," Ucap Scintia.

"Ah tapi aku tidak ingin keberadaan ku diketahui penduduk Kota, Kau tau maksudku?" Tanya Void berharap permintaanya dapat dimengerti.

"Saya mengerti, kalau begitu akan Saya ambilkan jubah untuk menutupi kepala dan tubuh Anda."

Void menganggukkan kepalanya pelan, tidak keberatan dengan apa yang akan Scintia ambil. Scintia memakai teleportasi, pergi mengambil barang yang mereka perlukan sebelum keluar dari Istana. Void bernafas lega, menatap langit-langit ruangan itu kemudian ia memejamkan mata. Ingatan akan mimpi itu kembali muncul di kepalanya, rasa takut itu membuatnya gemetar, kenangan itu tidak bisa ia lupakan.

"Paduka Saya sudah membawa jubah untuk Anda."

Void tidak merespon, ia masih memejamkan matanya dan menekan rasa takut itu.

"Paduka … Anda baik-baik saja?"

Helaan nafas Void membuat Scintia menahan nafasnya sesaat, merasa canggung karena rasa takut yang ia rasakan tiba-tiba ketika mendengar helaan nafas sang Kaisar. Scintia langsung sedikit membungkuk dengan kepala yang terus menunduk.

"Paduka, Anda baik-baik saja?" Tanya Scintia terdengar khawatir setelah mendengar helaan nafas itu.

"Hmm? Ya aku baik-baik saja, ayo pergi," Ucap Void terdengar sedikit santai dibandingkan raut wajahnya sekarang, ia berdiri dari singgasananya dan kemudian terdiam menatap bingung Scintia yang sedang memegang jubah hoodie hitam yang dilipat, Scintia masih memakai pakaian pelayan era victoria "S--scintia, Kamu akan memakai pakaian seperti itu? Maksudku pakaian maid?"

"Apa tidak boleh?" Jawab Scintia sambil memiringkan kepalanya.

"Jangan keliatan seperti orang polos begitu … Jangan memakai pakaian itu, kalau seseorang melihat itu malah akan menarik perhatian, kau mengerti?" Jelas Void yang juga secara tidak langsung meminta Scintia mengganti pakaiannya.

"Ah maafkan saya paduka, saya akan mengganti pakaian. Change."

Lingkaran sihir muncul bawah kaki Scintia, pakaiannya bercahaya tidak begitu terang dan ketika cahaya itu menghilang, pakaian pelayannya itu berganti menjadi pakaian lain. Ia memakai celana panjang berbahan kain katun dan pakaiannya berubah menjadi kemeja putih polos dengan lengan panjang. Pakaiannya terlihat sangat ketat karena dua aset milik Scintia, Void tidak dapat berkata apa-apa, ia hanya mampu menelan ludah ketika melihat pakaian Scintia.

"Paduka apa seperti ini?"

"Eh? Ah …," Ia langsung memalingkan wajahnya, kembali sadar jika ia sedari tadi menatap Scintia "A--ahem! A--apa pakaian itu tidak terlalu untukmu? Maksudku apa itu tidak membuatmu kesulitan bergerak?" Void kesulitan memilih pertanyaan yang tepat, pakaiannya tidak terlalu buruk menurutnya tetapi pakaian itu bisa memunculkan hobi baru untuk Void yang akan berakibat buruk untuknya.

"Tidak, sebenarnya ini pakaian saya ketika bertarung."

"Eh? Sungguh?"

Scintia hanya mengangguk, ia nampak tidak berbohong tapi Void merasa tidak percaya jika pakaian ketat itu dipakai untuk bertarung. Lalu ia juga tidak ingat saat Scintia bertarung dengan pahlawan, Scintia memakai pakaian itu.

"Apa tidak akan rusak?"

"Tidak paduka, pakaian ini tidak bisa rusak karena memakai bahan khusus agar tidak sobek dengan mudah. Saya akan menunjukkannya."

"Eh!?"

Scintia mengambil kuda-kuda, menarik nafas panjang, Scintia menendang ke langit sampai kedua kakinya membentuk sudut tumpul.

"Lihat."

"Ah …," Void tidak bisa berkata apa-apa, Ia tidak bisa memberikan respon apapun melihat tendangan yang terasa sangat kuat itu "Ba--baiklah, lagipula nanti pakaian mu akan tertutup jubah. Ayo pergi."

"Baik paduka."

Void mengambil jubah yang dibawa Scintia dan memakainya. Saat memakai jubah itu, bagian penutup jubah itu menyangkut di tanduknya. Rasanya sama seperti sesuatu menyangkut di telinga Void, sedikit ia memaksa menarik jubah itu ia merasakan sedikit sakit di tanduknya.

'Ini merepotkan. Punya tanduk memang membuatku terlihat keren, tapi rasanya berat dan mengganggu,' Batin Void sambil ia melepaskan bagian tudung yang menyangkut di tanduknya. Void menoleh kearah Scintia, melihat dirinya juga sudah memakai jubah yang sama seperti dirinya, seluruh pakaiannya tertutup jubah itu dan hanya menunjukkan sepatunya 'Aku merasa lega dia menutupi tubuhnya, tapi di satu sisi juga Aku kecewa,' Ucap Batinnya kecewa sampai kekecewaan itu terlihat di wajahnya.

"Paduka ada apa?"

"Ti--tidak ada! Sudahlah, bawa Aku ke kota dengan teleportasi, Kau yang melakukannya!" 

"Baik!"

Void dengan terpaksa membuang rasa kekecewaanya itu, memerintah Scintia untuk membawanya ke kota dengan tegas. Scintia mematuhinya, ia berjalan ke samping Void, berdiri sejajar dengannya dan memakai sihir teleportasi ke Kota. Dalam sekejap mereka berpindah tempat, berpindah ke alun-alun Ibukota Kekaisaran Iblis.

Mata Void membulat, menatap dengan takjub melihat orang-orang berlalu-lalang melakukan aktifitas mereka. Berbicara dengan berbagai ekspresi, mereka tersenyum, mereka marah, mereka tertawa, pemandangan itu belum pernah Void lihat dalam game. Pemandangan yang ia lihat dalam game itu benar-benar berbeda, banyak rumah yang terbakar dan juga hancur karena serangan invasi dari Kerajaan.

'Ya wajar saja, ini saat sebelum Kekaisaran dan Kerajaan berperang … Tapi,' Void melihat ke sekelilingnya disaat batinnya berbicara 'Mereka terlihat biasa saja. Aktifitas mereka, sikap mereka, perilaku mereka, mereka semua tidak beda jauh dengan manusia …' Pandangan Void tentang ras Iblis sedikit berubah.

To be continue


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C17
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous