Likenzo
Chapter 158 :
Renita masuk ke kamar putranya dengan hati-hati. Pasalnya, banyak barang yang berceceran di bawah. Entah bantal, guling, atau semua barang-barang yang sudah pecah, mungkin akibat lemparan yang Raga buat.
Setelah kejadian di rumah sakit tadi, Raga pulang meninggalkan tempat itu. Lelaki itu menyangkal bahwa yang di lihatnya itu adalah Caca, padahal sudah jelas, memang perempuan itu yang di lihatnya.
"Sayang... ayok, pemakaman Caca, sebentar lagi akan di mulai," Renita duduk di pinggir ranjang, sembari mengusap-usap rambut putranya.
Raga berbalik memunggungi, lalu menaikkan selimutnya sampai ke wajah. "Aku gak mau, Caca gak meninggal bunda! Aku gak mau ke sana!"
Renita menghela nafas pelan, seraya mengusap-usap bahu belakang putranya itu "Jangan kayak gitu sayang, ikhlasin Caca,"
"Apa yang harus di ikhlasin sih, bun? Caca masih hidup! Apa yang harus aku ikhlasin?"
Kembali menghela nafas, Renita terus menguatkan putranya itu dengan usapan tangannya.