Terpaan demi terpaan angin dari Sin yang berembus masih belum cukup besar dapat dengan mudah dipatahkan oleh pedang di tangan Cos. Layaknya menebas angin kosong, Cos merasa kesal. Dia meminta pada Sin agar lebih kuatkan lagi dalam menyerang seperti layaknya lawan benaran. Sin pun menyetujui permintaan Cos meski masih agak berat hati. Dibantu dengan Cellin yang geram pada Sin saat latihan sesi sore itu.
"Saudaramu itu memintamu untuk menyerang dengan serius, Sin. Beginilah cara menyerang dengan serius!" ucap Cellin.
Satu tiupan napas yang keluar dari mulut kecil sang peri berubah menjadi angin yang lebih besar dari sihir Sin. Tan tersenyum tipis saja melihatnya. Busur panah yang dia bawa sudah diselempangkan lagi ke belakang punggung. Sin terkejut bukan kepalang karena khawatir Cos tak bisa menanganinya. Anak lelaki itu dengan senang menerima serangan sihir Cellin menggunakan pedangnya.
"Apa yang kaulakukan, Cellin?!" bentak Sin.