Télécharger l’application
6.49% Sin Cos Tan / Chapter 20: Malam yang Panjang pun Berakhir

Chapitre 20: Malam yang Panjang pun Berakhir

Usai menghabiskan waktu yang cukup lama, pada akhirnya para anggota guild Lumiere bersama Trigonometri berhasil menyadarkan kembali warga kota Nakasam. Rambut panjang dan batu pelangi yang menempel pada tubuh para korban semuanya dilepas. Mereka yang tadinya tak mengenakan pakaian barang sehelai pun kini ditutupi pakaian oleh para anggota guild Lumiere. Mereka masih tak sadarkan diri.

Beberapa dari anggota guild yang tadinya juga terkena efek sihir hitam itu dibawa kembali oleh anggota yang lain menggunakan kereta kuda atau gerobak. Meski semuanya kelelahan, tapi misi yang sedang dilakukan itu harus segera dituntaskan. Ada sekitar 3 kereta kuda yang digunakan untuk mengangkut semua anggota guild kembali. Mereka belum tahu kalo kondisi bangunan guild sebagian telah hancur.

Trigonometri juga ikut menumpang ke dalam kereta kuda. Mereka bertiga sudah mendapat izin menginap di dalam bangunan guild malam itu. Zel yang sudah merasa kelelahan pun kembali juga bersama Freeya. Tapi sebelumnya, Zel mengumpulkan semua barang bukti berupa rambut panjang dan batu pelangi terlebih dahulu untuk diperiksa nantinya dan dibuat laporan.

Zel mengira kejadian besar yang melibatkan satu kota tentunya akan dimuat dalam surat kabar besok hari. Dan tentunya ini akan sangat berhubungan dengan Guild Lumiere selaku yang terlibat dalam kejadian itu.

"Kalian bertiga ikut kembali juga ke guild? Sudah minta izin untuk menginap dari Kakek Master, ya?" tanya Sio yang heran saat dirinya satu kereta kuda dengan Trigonometri.

"Oh iya jelas, Paman. Malam ini kami bertiga akan tinggal di guild Lumiere!" terang Cos dengan senangnya.

Sio mengacak-acak rambut setengah hitam setengah putih milik Gonocos sembari tersenyum. Wod yang juga ada dalam satu kereta kuda bersama mereka hanya melihat saja tanpa banyak berekspresi.

"Ah sudah hentikan, Paman!" ucap Cos merasa risih. Sio pun melepaskan tangannya dari kepala Cos.

"Kenapa rambutmu bisa setengah-setengah seperti itu?" tanya Wod yang sedari tadi mengamati Cos merasa heran.

"Entah, sejak lahir kata bu panti rambutku sudah seperti ini, Paman."

"Cos itu laki-laki sendiri dari 3 bersaudara. Jadi warna rambutnya pun mencerminkan penggabungan warna rambut dari 2 saudara perempuannya. Lihatlah, Paman. Warna rambut milikku putih bersih, sedang Tan hitam pekat," kata Sintri ikut bergabung dalam pembicaraan.

Wod dan Sio langsung melirik ke rambut 2 anak perempuan yang duduk di depannya.

"Wah! Kau benar, Sin. Kalian bertiga sungguh saudara kembar yang unik!" urai Sio.

Tak terasa kereta kuda yang mereka naiki telah sampai di depan bangunan guild. Semua anggota guild langsung turun dan masuk ke dalam guild. Betapa terkejutnya mereka saat melihat ruangan kumpul yang biasa digunakan layaknya bar itu berantakan sekali seperti bekas medan pertarungan.

"Oi oi! Apa yang terjadi saat kalian bertiga kembali ke sini, Sin, Cos, Tan?!" tanya Sio langsung pada Trigonometri.

"Banyak hal yang terjadi, Paman. Masuklah dan lihat apa yang terjadi di dalam kamar-kamar kalian," jawab Cos.

Dengan segera Sio dan Wod menuju kamar mereka. Kamar yang digunakan oleh 10 orang penyihir tingkat A itu masih berjarak 2 kamar dari kamar Guild Master. Jalan menuju kamar-kamar tersebut juga penuh dengan puing kecil dan debu. Tapi untungnya, hanya kamar Kakek Master yang rusak akibat hantaman si naga besar.

"Syukurlah tak berantakan seperti ruangan yang di depan. Oi, Cos! Jelaskan pada kami apa yang sebenarnya terjadi?!" cecar Sio saking penasarannya.

Trigonometri yang ikut serta masuk ke dalam kamar Sio dan yang lainnya itu pun menceritakan kejadian yang dialami saat mereka kembali lagi ke guild. Sedang para anggota guild yang lain karena sudah sangat lelah langsung memejamkan matanya ke kamar masing-masing tanpa peduli keadaan guild. Sementara itu, betapa terkejutnya Sio dan Wod setelah mendengar penuturan Cos.

"Jadi, siapa gerangan yang telah berani menyerang guild ini dan menghancurkan sebagian bangunan guild?!" tanya Wod yang merasa kesal.

"Entah, kami pun tak tahu. Sudahlah, Paman. Aku sudah mengantuk dan lelah seharian ini. Aku numpang tidur di kamar ini saja ya. Tidur di lantai pun tak apalah," ujar Cos yang sudah menguap berkali-kali.

Cos pun langsung merebahkan dirinya di atas lantai dan hanya butuh beberapa menit sudah tertidur. Sintri dan Tan tahu persis usaha ekstra yang telah dilakukan Cos tadi. Mereka berdua pun membiarkan Cos tidur begitu saja.

"Apa kalian berdua juga akan tidur di sini?" goda Sio seraya mengedipkan matanya.

"Cih! Kami akan cari kamar yang dihuni oleh para wanita. Ayo, Sin!" kata Tan segera meninggalkan kamar Sio sambil mengajak Sin.

"Titip Cos ya, Paman!" ujar Sin sesaat sebelum keluar kamar sambil melambaikan tangan.

"Yo!" Sio melambaikan tangannya juga.

"Mereka bertiga betul-betul anak yang menarik," lirih Wod seorang diri saat memandangi ketiganya berkali-kali.

"Apa kau barusan berkata sesuatu, Wod?" tanya Sio memastikan pendengarannya itu.

"Oh tidak. Sebaiknya kita pun bersiap untuk istirahat dan berbagi tempat dengan yang lain," ujar Wod bangkit dari tempatnya.

Total ada 15 kamar di guild Lumiere. 1 Kamar khusus untuk Guild Master. 2 kamar yang paling dekat dengan kamar Guild Master untuk para penyihir tingkat SS yang berjumlah 5 orang. Zel dan Freeya satu kamar, dan satunya untuk 3 orang sisanya. Tapi mereka bertiga jarang pulang dari misinya.

4 kamar lagi untuk anggota tingkat A. 1 kamar untuk 2 orang resepsionis. Dan 7 kamar sisanya untuk para anggota tingkat B dan C. Satu kamarnya bisa muat maksimal 10 orang.

Malam itu Cos sudah tertidur di kamar Wod dan Sio. Sedang Sintri dan Tan Metri diajak oleh Freeya untuk tidur di kamarnya. Waktu itu Zel masih belum kembali menemui Master Lummy untuk melaporkan peristiwa tadi.

"Terima kasih ya sudah ikut membantu menyelesaikan masalah tadi," ucap Freeya pada dua anak perempuan yang duduk di depannya.

"Bukan apa, Tante. Kami hanya kebetulan berada di sini. Kalo boleh tahu apa tak mengapa kami berdua tidur di kamar Tante Freeya? Bagaimana dengan Paman Zel nantinya?" tanya Sintri ramah.

Perempuan berambut panjang yang hanya terbiasa mengenakan pakaian dalam itu menyunggingkan senyum manisnya.

"Tenang saja, masih ada 1 kamar kosong untuk tingkat SS sepertinya."

"Kalo boleh tahu, Tante. Apa Tante dulu juga bergabung di guild saat berusia 15 tahun?" tanya Tan mengorek informasi.

"Oh tidak, peraturan tentang 15 tahun itu hanya diterapkan baru-baru ini. Dulu mah Tante juga dari lahir sudah bergabung dalam guild," jawab Freeya dengan disertai tawa kecil.

"Hah? Jadi Tante Freeya lahir di guild ini?" tanya Sintri tak percaya.

Freeya hanya anggukan kepala.

"Ceritanya begini...."


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C20
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous