Beberapa menit yang lalu....
"Wahh... keren! Jadi siapa yang berada di tingkat Z?" tanya Gonocos.
Sio dan Wod kini sedikit dibuat terkejut lagi dengan ketidak tahuan tiga anak kembar itu. Padahal semua orang di Kerajaan Asque tahu akan sosok yang disebut-sebut sebagai orang terkuat di seluruh kerajaan Asque.
"Sebelumnya kalian bertiga tinggal di mana? Kalian betul tidak tahu apa pun tentang dunia ini, ya?" tanya Sio penasaran.
"Kami bertiga tinggal di panti asuhan sedari lahir. Itu yang kami tahu sampai sekarang, Paman. Lagian selama ini kehidupan kami juga jauh dari desa bahkan kota Nakasam ini. Memangnya ada apa? Apakah si penyihir tingkat Z ini sangatlah kuat, Paman?" tanya balik Cos dengan penuh semangat.
"Sudahlah, beri tahu dia saja siapa penyihir tingkat Z itu, Paman." Tan bersikap menyilangkan kedua tangannya sambil memasang raut muka tidak sabaran.
"Paman tidak menyangka masih ada anak-anak yang hidup dari daerah terpencil seperti kalian. Semua orang juga tahu kalo penyihir tingkat Z itu penyihir nomor 1 di Kerajaan ini. Beliau dijuluki 'Kaisar Sihir'. Paman juga belum pernah sekali pun bertemu dengannya si, tapi pastinya dia sangat kuat," jelas Sio lantas menenggak minumannya lagi.
"Wahh.. aku sungguh sangat ingin bertemu dengannya! Mungkin saja aku kelak bisa menduduki tingkat Z sepertinya dan bisa melampauinya!" tegas Gonocos dengan mata berbinar-binar.
"Ya... itu si sangat tidak mungkin bagimu Cos," pikir Tan.
Pernyataan Gonocos yang penuh semangat masa muda itu membuat Sio tertawa dan Wod tersenyum.
"Kau punya semangat yang membara, Anak Muda. Bagus sekali!" puji Wod.
Dengan botol minuman yang tadi masih berada dalam genggamannya, kini Sio letakkan botol itu di meja setelah menghentikan tawanya.
"Tapi sebelum itu terjadi, kau harus melampaui paman berdua dulu, Cos! Jangan lupakan itu!" kata Sio lantas menepuk bahu Cos.
Sintri yang mendengarnya pun ikut senang. Tapi masih ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya saat itu. Namun seketika juga ganjalan tersebut ditepiskan oleh kedatangan Kakek Master Guild.
Kembali ke waktu sekarang. Gonocos masih tetap saja menghampiri kakek Lummy yang tengah dilanda kemurkaan itu. Sin dan Tan langsung tak berani lebih dekat lagi dengan Kakek Master setelah melihat adanya luapan ES yang besar yang memancar keluar dari tubuh si kakek.
"Duh! Si bodoh itu kenapa nekat sekali mendekati orang yang lagi marah besar itu si! Dia tidak tahu apa kalo dia semakin dekat akan terpental akibat luapan ES kakek itu!" geram Tan.
"Sepertinya dia akan baik-baik saja, Tan. Gonocos tidak mempunyai ES seperti kita. Dia tidak bisa melihat luapan ES kakek Master, jadi dia masih tetap saja mendekatinya," jelas Sintri dengan pandangan mata ke depan. Tan yang tadi langsung menengok ke Sintri yang berada di sampingnya sembari mendengarkan penuturannya, kini kembali lagi menatap ke arah depan.
"Kau benar, Sin."
"Ka...." Belum sempat Gonocos memanggil kata 'Kakek', si Kakek Master memotong kalimatnya.
"Siapa yang berani menghancurkan dinding guild?!! Menghadap padaku sekarang juga!!" bentak Kakek Master dengan suara yang menggelegarkan seisi ruangan.
Di tempat duduknya, Wod masih saja bersikap santai. Sedang Cos kini mulai merasa merinding melihat raut wajah si kakek di hadapannya. Cos yang tidak memiliki ES dalam tubuhnya, memang wajar tidak bisa merasakan luapan ES si Kakek Master tadi. Namun entah kenapa Cos merasakan sesuatu yang berbeda. Yakni rasa takut akibat aura yang dipancarkan si Kakek. Aura sendiri berbeda dengan ES (Energi Sihir).
Wod berdiri dari tempatnya, berjalan menuju si Kakek yang masih berdiri dengan santai. Dia juga melewati Sin dan Tan yang mematung.
"Kalian berdua kembali duduk saja, biar Paman yang urus ini," ucap Wod.
"Oh! Jadi kau ya Wod yang menghancurkan dinding guild?!" tanya si Kakek memastikan. Matanya masih melotot tajam, kepalanya yang berbentuk seperti bola bohlam seakan mengeluarkan kepulan asap bak gunung meletus, pertanda si kakek masih marah besar.
"Oi, Cos! Kau juga duduklah bersama 2 saudarimu itu," perintah Wod saat hendak melewati Cos dan sampai di hadapan Kakek Master.
"Baiklah Paman," ujar Cos menurut dengan perasaan gentar.
"Yo, Kakek! Sudah pulang dari rapat rupanya. Yang jelas bukan saya pelaku yang mengakibatkan tembok guild hancur seperti itu. Saya justru korban dari seseorang yang menghancurkannya," sapa Wod sekaligus langsung menerangkan keadaannya.
"Hah?! Siapa pelakunya?! Jangan buat aku semakin marah!"
"Nona Freeya," jawab Wod dengan gamblang. Seketika amarah yang melanda si Kakek Master langsung meredam.
"Di mana Freeya berada sekarang?" tanya Kake penasaran.
"Oh, Anda ingin tahu rupanya." Wod mendekatkan mulutnya ke telinga si Kakek lantas berbisik, "Nona Freeya sepertinya masih bersenang-senang bersama suaminya di kamar. Lebih baik Anda segera mengintipnya atau sekedar mendengarkan suara desahan nona Freeya yang menggairahkan itu sebelum mereka selesai."
Raut wajah Kakek Lummy langsung berubah. Rasa penasaran sekaligus cabulnya menyatu. Entah kerasukan setan apa, Kakek Master dengan cepat langsung berlari masuk ke dalam guild hendak mengikuti saran yang diberikan Wod.
"Terima kasih banyak, Wod!" ucapnya sembari lari.
"Gila! Sudah tua seperti itu masih saja cepat sekali larinya kalo mendengar hal-hal yang berbau mesum!" gumam Wod.
"Oi, Wod! Kau memang ahli bikin Si Kakek lupa akan kemarahannya!" sahut salah satu anggota guild dengan tingkat B.
"Haha betul sekali! Kau memang bisa diandalkan di saat seperti itu!" timpal anggota yang lain.
Suara tawa kembali menyelimuti suasana di ruangan tersebut. Wod kembali duduk menghampiri Sio dan 3 anak kembar.
"Anu... apa Kakek Master itu sering begini?" tanya Sin penasaran.
"Ya! Sangat sering terjadi jika ada sesuatu yang hancur di guild ini!" jawab Sio dengan cepat.
"Tapi tenang saja. Semua anggota di sini sudah terbiasa dengan hal itu. Satu-satunya cara meredam kemarahannya memang dengan mengalihkan perhatiannya pada hal yang berbau mesum," jelas Wod.
"Cih! Lantas bagaimana dengan kita bertiga?! Sudah cukup lama menunggu kedatangan Master Guild malah berakhir seperti ini! Menyebalkan!" gerutu Tan Metri.
"Tenang saja, Master akan segera kembali ke sini dengan tenang usai menikmati hal yang disukainya itu. Saat itu kalian bertiga masih bisa meminta izinnya untuk menginap semalam di sini!" terang Sio.
Gonocos yang masih merasa risau dengan Kakek Master bertanya, "Apa beliau tidak akan marah lagi, Paman? Auranya sangat mengerikan sekali."
"Tidak akan, suasana hatinya pasti akan berubah," jawab Wod.
BRAK!! Tiba-tiba saja pintu masuk guild dibuka dengan sangat kasar oleh seseorang yang tak dikenal.
"Tolong!! Tolong kami! Di luar...." Orang tersebut berusaha berbicara dengan lantang dalam keadaan napas tersengal-sengal.