Hati yang senang dan bersenandung mendayu-dayu menggapai perasaan yang tertinggi dan tersembunyi di dalam hati. Almione rasa ingin menangis haru dan ia sangat ingin mengenalkan panglima Abraham yang telah mencuri hatinya kepada Ayah dan Ibunya.
"Istana Dezzal sudah tampak, Tuan putri, setidaknya sudah sangat dekat dan aku pastikan anda sudah aman jika mulai berjalan dari sini menuju istana anda bukan jarak dari perkebunan teh ke istana, Tuan putri. Itu terlalu jauh dan terlalu berbahaya untuk seorang perempuan, apalagi seorang putri. Aku hanya menggunakan pengabdian sebagai seorang panglima terhadap orang yang harkat dan martabatnya memang patut untuk dijaga seperti para putri, pangeran, atau raja." Abraham menghentikan laju kudanya di bawah guyur and air hujan yang masih terus belum mau mengalah itu.
"Terima kasih, aku sangat berterima kasih kepada anda, Tuan Abraham. Kebaikan anda akan selalu aku ingat," balas Almione.