Télécharger l’application
10.45% The Lyminael: Tyra and Noah / Chapter 16: Ghent dan Zeiv

Chapitre 16: Ghent dan Zeiv

Windshire Palace, Karlvander

Sleushus, Lyminael

Euforia tengah dirasakan penduduk Sleushus untuk kemenangan mereka atas Ihuages tadi pagi. Arak-arakan sepanjang jalan perbukitan menuju istana mereka di Windshire Palace masih terasa. Sebagian prajurit baru saja tiba dari medan perang, disambut meriah oleh para pedagang hingga para budak. Mereka itu, sepenuhnya telah dipengaruhi oleh dogma dari para penguasa Sleushus. Tapi sepenuhnya disayangkan, karena sejatinya mereka tak tahu apa-apa, selain bahwa Kaisar yang duduk di tahta tertinggi negara itu adalah seorang yang bijaksana dan adil meski menyukai 'darah, emas, dan uang'.

Seseorang dengan pakaian perang material besi baja membuka pintu aula Kaisar.

Alsy, datang untuk melapor.

"Yang Mulia, Aku secara resmi melaporkan bahwa Ihuages telah bersatu dengan Kita. Blood Stardust, menjadi Clairvoyance pertama yang Kita miliki dari agenda besar penyerangan dan perluasan kekuasaan wilayah Sleushus," ujarnya seraya bersimpuh di lantai dingin istana.

Zeiv, Kaisar itu mengangguk, tersenyum bangga penuh kemenangan, "Kau selalu bekerja dengan baik, Alsy. Aku berterimakasih padamu. Percepat perebutan Clairvoyance selanjutnya. Kita tak perlu waktu lama untuk menyerang Freustrel, namun …" ujarnya menggantung kemudian berdiri, berjalan perlahan mendekat, mengelilingi Alsy yang masih bersimpuh. "Kestrea nampaknya bukan lawan yang mudah," lanjutnya.

Alsy hanya diam mendengarkan.

"Ghent …"

"Pria tua itu terlalu bijaksana, tebakanku … pasti Ia akan datang terlebih dahulu kemari, meminta perdamaian, dan persatuan yang digaungkannya keras-keras sejak dulu meski tetap selalu memantul padanya, tak berguna, bahkan membentur dinding dinding kastilnya sendiri …" Zeiv tersenyum merendahkan, "Jika dia …"

BRAKK!

"Anda tidak boleh masuk!"

Keributan di dekat pintu mengalihkan perhatian Zeiv. Alsy ubah cepat menjadi tameng, melindungi Zeiv jika sesuatu terjadi.

Oh, rupanya siapa yang datang itu tak bisa sepenuhnya disebut penyusup.

Zeiv menggeser Alsy dari arah pijakannya, mendekat pada sang tamu tak diundang nan tak sopan, "Kau berteleportasi lagi kesini? Atau Kau tak sengaja terpanggil karena Aku baru saja menyebut namamu …"

"Ghent?"

Ghent, pria itu menghela nafasnya perlahan usai berhadapan dengan pengawal-pengawal Zeiv yang menghadangnya sepanjang gerbang menuju aula utama.

"Aku bahkan tak peduli jika Kau menyebut namaku atau tidak, Zeiv."

Zeiv mengangguk-ngangguk meremehkan, "Baiklah. Kau mau … duduk? Apa perlu kujamu Kau sesuai adat istiadat Kami?"

Ghent tersenyum tipis, "Tidak, terimakasih. Aku bukan penggemar daging manusia," jawabnya, sukses membuat Zeiv menatapnya tajam tersindir.

"Kalau begitu langsung saja …" lanjut Zeiv, mulai menunjukkan ekspresi wajah sebenarnya, "Apa maksud kedatanganmu kemari? Meminta belas kasihan?"

"Tidak juga. Untuk apa?" Ghent balik bertanya, "Toh Kestrea tidak akan mudah diruntuhkan. Kami pusat persenjataan dan militansi utama sejak Lyminal masih bersatu tanpa pengacau seperti kalian," lanjutnya.

Zeiv hanya mengangkat alisnya tinggi-tinggi, raut wajah arogan yang sejak awal memancing emosi Ghent naik ke tingkat tertinggi dan mengeluarkan kalimat provokatif.

"Dengan berat hati, dan kepala dingin, Aku mohon hentikan ini, Zeiv. Apa yang sebenarnya kalian kejar? Apa manfaatnya … jika kalian menguasai empat Clairvoyance?"

"Kau bahkan tidak akan hidup selamanya. Kau akan lenyap suatu hari nanti, entah jika dirimu menguasai Lyminael atau tidak. Untuk apa?" lanjut Ghent merendahkan suara, masih berharap sekian besar hati Zeiv tergerak meski peluangnya hampir nihil usai pertemuan beberapa menit lalu.

Zeiv menghela nafasnya dalam, mengeluarkan smirk yang menjadikannya tampak seperti iblis haus kekuasaan, "Kau tahu apa alasannya Kami Sleushus melakukan ini?"

Ghent hanya diam, menatap tajam Zeiv.

"Kau jangan lupa dan merasa paling bijaksana, Ghent. Saat Kau memimpin Lyminael … apa Kau pernah peduli dengan Kami? Satu satunya negara bagian yang jatuh miskin, tidak punya apa-apa, dan berjuang sendiri menuju kemakmurannya adalah Kami!"

"Kau yang menciptakan rasisme, kelaparan, kemiskinan, dan kejahatan yang sampai saat ini dianggap paling keji di selurih Lyminael …" lanjut Zeiv, tepat di depan mata Ghent. "Lalu bukankah wajar jika Kami sudah jauh lebih mampu, lebih maju daripada kalian …"

"Kami yang berkuasa?"

"Persetan dengan demokrasimu itu, Ghent! Itu hanya formalitas! Kau akan tetap menjadi tetua yang paling dipercaya seumur hidupmu! Pemilihan Kaisar itu bukan apa-apa, hanya selalu ada dan tak memberikan kesempatan pada siapapun yang lain diluar Kestrea untuk menduduki jabatan tertinggi negeri yang katanya harus makmur dan harmonis ini!" Zeiv kian menggebu-gebu.

"Lalu? Kau tetap memilih jalan penuh kerusakan alih alih membicarakannya denganku?" tanya Ghent, "Apa Kau pernah mendatangiku untuk sekedar duduk bersama, berdiskusi dengan kepala dingin bersama pemimpin Ihuages dan Freustrel?"

Zeiv terdiam.

Ghent menggelengkan kepalanya tegas, "Tidak pernah sekalipun, Zeiv. Kau hanya ingin kekuasaan, dan Kau … hanya mengatasnamakan Sleushus untuk itu!"

"Jangan semb …"

"Lihat rakyatmu!" bentak Ghent, "Mereka kelaparan di jalan, mati di selokan, dan masih memujamu sebagai pemimpin adil? Kau tak memberi mereka pendidikan agar setidaknya mereka tau bagaimana Kau memerintah …"

SLANGG!

Ghent terdiam.

Pedang Alsy menyentuh lehernya dalam hitungan detik. Zeiv, pemegang pedang itu memelototkan mata, memerah nyaris keluar terdorong emosi membara, "Tutup mulutmu dan jangan sok tahu!"

Ghent berdecih sombong, "Aku memang tahu siapa Kau, Zeiv."

"Kau politisi yang kotor … akuilah, bahkan mungkin jika Aku bertanya pada abdimu yang paling setia," lanjutnya melirik Alsy. Panglima perang Sleushus itu hanya menunduk, pun ketika Zeiv ikut meliriknya nyalang.

"Diam Kau Ghent!"

"Kau yang diam. Kau pikir Aku tak punya tujuan lain datang kesini dan mencari mati dengan pedang prajuritmu ini?" tantangnya, membuat Zeiv mengerutkan dahi heran.

Ghent lantas mengeluarkan sesuatu dari saku jubahnya, sebuah botol keramik berukiran air dan bunga dengan sumbat karet. Lalu detik berikutnya, benda itu sukses menciutkan nyali seorang Zeiv.

"Turuti perintahku, atau Kau sendiri yang akan lenyap dari Lyminael detik ini juga."


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C16
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous