Télécharger l’application
0.9% AARAM & SANDRA / Chapter 3: Bab 3 (Menata hati)

Chapitre 3: Bab 3 (Menata hati)

Mery melihat Aaram yang baru keluar dari kamarnya menyuruh putranya itu untuk menuju meja makan.

"Sini nak duduklah,mamah tahu kamu pasti sudah sangat lapar."

Mery sudah tidak marah lagi dengan putranya itu, Aaram tersenyum menatap hidangan yang sudah disajikan oleh sang mamah. Semua yang ada di meja makan adalah makanan kesukaannya semua. Aaram menikmati makannya dengan nikmat,lalu ia menatap sang mamah yang hanya diam sambil memainkan ponselnya.

"Mamah gak makan?"

"Mamah masih kenyang,lagi pula nanti mamah mau kerumah tante Amira. Mamah mau nge rujak disana." Ucap mamah sambil tersenyum membayangkan rujak yang akan ia makan nanti

"Ingat mah jangan terlalu pedas makan rujaknya,mamah punya riwayat asam lambung."

"Iya,mamah tahu. Sudah cepat habiskan makananmu,mamah mau buat teh untuk mamah."

Aaram hanya menganggukkan kepalanya,setelah selesai dengan makannya Aaram segera mencuci peralatan bekas ia makan dan segera menyusul sang mamah di ruang tv.

"Besok malam kita akan makan malam bersama dengan tante Amira dan putrinya di PASOLA RESTAURANT." Mery langsung membuka obrolan tentang pertemuan mereka nanti.

"Mah,Ar..." Belum selesai Aaram berucap sang mamah sudah memotongnya.

"Tidak ada penolakan lagi untuk saat ini,Ar. Bagaimana pun kamu harus segera menikah dengan putri tante Amira. Mamah tidak ingin kamu menjalin hubungan dengan sembarang wanita  lagi,tentu kamu masih ingat kan terakhir kamu bersama wanita itu? Dari awal mamah dan papah sudah tidak setuju kamu dengan Sona,kamu lebih memilih wanita itu dan meninggalkan gadis baik seperti Dira. Lihatlah sekarang Sona malahan hamil dengan pria lain."

Aaram tak bisa berkata lagi semua yang dikatakan sang mamah benar adanya.

"Haahh,baiklah mah terserah mamah dan papah saja. Aku akan mengikuti keinginan kalian saat ini,"

"Baiklah kalau begitu mamah pamit pulang,besok malam jangan lupa untuk datang."

"Siap kanjeng mamih "

Plaaakkk

"Awwwsssshh,kenapa sih mamah suka sekali memukul anaknya yang tampan ini? Mau aku laporin ke kak Seto,Komisi Perlindungan Anak?"

"Benar-benar anak ini semakin lama semakin bikin kesal mamah saja. Lama-lama mamah bisa hipertensi karena kamu."

"Hehehe,maaf mah gak lagi-lagi dah Aaram nakal." Aaram memegang kedua kupingnya kebawah layaknya seorang anak murid yang sedang dihukum oleh gurunya.

"Sudahlah mamah lebih baik cepat-cepat  keluar dari sini dari pada mamah stres gegara kamu. Mamah pamit,jaga dirimu baik-baik dan ingat jangan lupa besok malam."

"Iya,mah aku pasti ingat dan aku pasti akan datang."

Aaram mengantarkan sang mamah sampai ke parkiran apartemen disana sudah ada pak Juna sopir pribadi keluarganya.

"Mamah pulang ya,jaga diri baik-baik. Assalamualaikum."

"Iya,mah Aaram selalu jaga diri kok. Walaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh."

"Pak Juna bawa mobil nya hati-hati ya jangan ngebut." Ucap Aaram kepada sopir pribadi keluarga Rahardian.

"Siap den Aaram." Balasnya sambil mengacungkan jempol kanannya.

Setelah mobil mamah nya keluar dari area parkir,Aaram kembali ke unit apartemen nya. Setibanya di apartemen Aaram berjalan ke arah balkon dan ia duduk di kursi yang ada disana. Ia menatap langit cerah di siang ini,helaan nafas kasar keluar dari bibirnya. Banyak sekali beban pikiran yang ada di benaknya saat ini.

"Apakah aku sudah siap untuk menjalin suatu ikatan pernikahan?" Tanya Aaram pada dirinya sendiri

Disaat Aaram sedang terbelenggu dengan pikirannya,tiba-tiba suara azan zuhur berkumandang. Aaram memutuskan untuk masuk dan  bergegas mengambil air wudhu,lalu memakai sarung dan pecinya serta menggelar sejadahnya.

Hari dimana Mery dan Amira ingin mempertemukan anak mereka pun tiba,mereka sudah tidak sabar ingin cepat-cepat malam. Sedangkan Sandra ingin rasanya waktu memutar kembali ke hari kemarin. Siang ini Sandra sangat merasa jenuh,akhirnya ia memutuskan untuk kerumah Dira sebelum ia menetap di kota B. Segera ia meraih kunci mobil,ponsel dan juga tas selempang nya tak lupa ia memasukkan dompet kedalam tas nya.

Setibanya disana,ia segera keluar dan turun dari mobilnya,disana ia melihat Dira sudah menunggunya. Selama diperjalanan tadi Sandra memberi kabar kalau ia akan datang berkunjung.

"Assalamu'alaikum," salam Sandra

"Wa'alaikumsalam," jawab Dira yang diiringi dengan pelukan

Mereka langsung masuk ke dalam rumah,Dira menuntun Sandra ke ruang tamu. Baru mereka mendudukkan diri,seorang pelayan membawakan minuman dan juga cemilan untuk mereka.  Tanpa basa basi lagi Sandra mengambil minuman tersebut dan segera meminumnya.

"Nanti malam aku akan bertemu dengan putra tante Mery." Sandra memulai perbincangan mereka

"Lalu?" tanya Dira penasaran

"Haiisshh,aku merasa belum siap,Ra."

Dira yang paham kemana arah pembicaraan ini,akhirnya ia pindah posisi duduknya yang tadinya berada di seberang Sandra sekarang sudah ada di samping Sandra.

"San,jujur saja sebenarnya aku pun bingung ingin memberi saran seperti apa. Di satu sisi aku ingin melihat kamu menikah dan melupakan masa lalu. Tapi, disisi lain aku tidak ingin terlalu memaksakan dirimu untuk menerima perjodohan ini. Apa kamu sudah mencoba meminta petunjuk dari Allah S.W.T di sepertiga malam mu?"

"Sudah,Ra."

"Apa kamu menemukan jawabannya?"

"Aku bermimpi bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengan ku. Tapi,aku tidak dapat melihat wajahnya dan mimpi itu sudah beberapa malam aku dapati."

Dira tersenyum mendengar cerita dari Sandra,detik kemudian ia berucap dan itu berhasil membuat Sandra terkejut.

"Temui lah pria itu,datanglah nanti malam,San." Dira sangat yakin bahwa pria itu adalah jodoh Sandra. Ia memang belum kenal siapa pria yang akan dijodohkan dengan sahabatnya ini. Tapi,ia yakin kalau Allah sudah menunjukkan jalannya melalui sebuah mimpi yang di alami oleh Sandra.

Malam pun tiba,Sandra dan Amira sedang menuju restauran yang sudah diberitahu oleh Mery. Mereka pergi menggunakan jasa taksi online,Mery sengaja menyuruh mereka menggunakan taksi online agar nanti mereka diantar oleh putranya. Mereka tiba di restauran tersebut,pelayan langsung mengantarkan mereka ke private room,disana sudah ada Mery dan Diki Rahardian.

"Assalamu'alaikum" ucap Amira dan Sandra bersamaan

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh." Jawab Mery dan Diki

Sandra dan mamah nya langsung mendekati kedua orang yang berada di ruang itu. Sandra mencium punggung telapak tangan Mery dan Diki,sedangkan Amira memeluk Mery dan menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya ketika memberi salam dengan Diki.

"Dimana putra kalian?" tanya Amira kepada Mery dan Diki

"Sebentar lagi dia sampai." Jawab Mery

"Ah,itu dia anaknya sudah datang."

Ucap Diki dengan menunjuk ke arah Aaram yang baru masuk ke ruangan tersebut.

"Assalamu'alaikum," ucap Aaram

Deg

Sandra yang awalnya tidak ingin memperdulikan kedatangan pria itu kini memfokuskan pendengarannya ia merasa tidak asing dengan suara pria itu dan dugaannya pun benar.

"Maaf tante saya terlam-" ucapan Aaram terhenti ketika Sandra tiba-tiba berdiri dan langsung menatap tajam ke arah Aaram.

"K-kamu" ucap Aaram

Aaram terkejut dengan apa yang ia lihat,gadis yang ia kenal ternyata adalah orang yang ingin dijodohkan dengannya. Amira yang berada di samping Sandra pun akhirnya bertanya kepada Aaram.

"Nak,apa kamu mengenal putri tante?" tanya Amira kepada Aaram dan dibalas anggukan oleh Aaram. Sedangkan Sandra hanya diam saja,ia tak sedikit pun mengeluarkan kata-kata,ia hanya memandang wajah Aaram dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Wah,kebetulan sekali rupanya. Jadi,kita tidak perlu repot-repot memperkenalkan mereka lagi." Mery begitu senang karena Aaram dan Sandra sudah saling mengenal.

"Ayo,nak duduk dulu kita nikmati makan malamnya,kamu pasti juga sudah sangat lapar bukan?" tanya Diki kepada Sandra dan Aaram,mereka tak menjawab hanya menganggukkan kepala saja.

Sandra sibuk dengan pemikirannya saat ini,ia tidak tahu harus bagaimana. Nafsu makannya pun seketika hilang begitu saja ketika mengetahui pria yang ingin dijodohkan oleh nya adalah Aaram,pria yang pernah menyakiti sahabatnya dengan pengkhianatan. Ia merasa seperti sedang dipermainkan oleh takdir.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C3
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous