Bram mengepalkan tanganya
"Kenapa dia segitunya membenciku, aku hanya ingin berbicara dengan baik-baik, aku hanya ingin bicara soal perceraian saja, tapi melihat aku pun dia tidak mau!" Bram menundukan kepalanya.
Di mobil. Sinta terus saja melamun, ia memikirkan bagaimana kedepannya di saat dia hidup sendirian di masa tuanya.
Mungkin apakah Sinta harus menerima Bram kembali, tapi itu tidak mungkin, ia tak bisa menerima penghianatan atau kecurangan.
Di saat sedang melamun jauh, Sinta di kejutkan oleh supir ya yang sudah memarkirkan mobil di parkiran mall.
"Maaf nyonya, ini kita sudah sampai di mall, apakah nyonya masih ingin pergi ke sini?" Ujar supirnya dengan suara yang sedikit tidak enak.
Karena supir tau jika saat ini Sinta sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Sinta melihat keluar.
"Iya, saya akan tetap masuk kedalam, kamu tunggu di sini saja!" Sinta turun dari dalam mobil.
Sinta berharap jika dirinya bisa melupakan sedikit saja rasa suntuk dan lelahnya itu.