Télécharger l’application
2.62% Jodoh Dadakan / Chapter 7: kecelakaan

Chapitre 7: kecelakaan

Karena hari sudah semakin sore, Alex memutuskan untuk mengantarkan Karin ke kontrakannya.

"Terimakasih Pak, Karena sudah mau mengantarkan Karin, Karin tersenyum dengan lembut"

"Iya sama-sama, Iya sudah saya pulang dulu ya, jangan lupa besok harus kerja jangan Samapi terlambat!"

"Siap pak bos," sambil memberikan hormat

Cklek, pintu di buka dan tiba-tiba

"Dor, Hayo loh pulang sama siapa tuh?"

"Dih Kaka, Bisa Tidak sih kalo apa-apa jangan ngagetin Karin?" Ujar Karin sambil memegang dadanya

"Heheheh iya-iya, habisnya aku tuh sebel sama kamu, Kamu tuh sukanya ngilang terus,"

"Siapa yang menghilang, Orang Karin kan kerja sama pak Alex,"

"Terus bagaimana perasaannya kerja hari pertama dengan pak CEO kita?"

"Biasa saja, Malahan aku tuh gak suka kerja sama pak CEO, masa iya ka kerjaannya itu cuman duduk dan duduk aja, Kan Karin bosen," Karin memonyongkan bibirnya

"Bukannya bersyukur kerjanya cuman duduk aja, Dari pada harus keliling gedung coba, Ngebersihin gedung kaya aku!"

"Karin sih lebih baik keliling gedung ka, Jadi ada kegiatan,"

"Kamu tuh Rin-Rin dasar unik iya,"

kriuk kriuk suara perut berbunyi.

"Duh suara perut siapa tuh, Ko bunyinya kenceng banget?"

"Heheheh itu perut Karin ka, Ka kita jalan keluar yu, sekalian beli makanan, Karin laper nih!"

"Iya sudah ayo!" Maya berjalan sambil menggandeng tangan Karin.

Mereka pergi bukan ke daerah restoran mewah atau pun kafe, tapi melainkan di kaki lima.

"Rin tak apa kan kamu aku ajak ke sini?"

"Tak apa ka, malah makanan di sini tuh biasanya enak-enak, tak kalah sama yang di restoran,"

"Bagus, memang anak pintar!"Maya mengusap pucuk kepala karin

mereka memasuki salah satu tenda makan yang berdiri di pinggir jalan.

"Mang mau pecel ayamnya dua iya, terus minumannya teh manis mas!" ucap Maya.

"Nanti kapan-kapan kalo kamu udah gajihan jangan lupa teraktir aku iya?"

"Siap, kalo itu pasti, soalnya kalo gak neraktir Kaka, Karin mau neraktir siapa lagi, Karinkan di sini cuman punya Kaka," ucap Karin sedih

"Ih ko malah jadi sedih sih, udah jangan sedih sedih ayo makan makanannya nanti keburu dingin lagi!" Maya menarik piring miliknya agar bisa lebih dekat denganya

mereka berdua makan dengan lahapnya, mungkin karena terlalu lapar jadi makanan yang ada di piring Sampai tidak tersisa.

"Ah kenyangnya, Ayo ka kita pulang Karin ngantuk nih!" ujar karin

"iya nanti aku harus bayar makannya dulu, sini mana uang kamu?" Karin pun memberikan uangnya ke Maya.

Saat mereka akan menyebrang jalan tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dari arah sebrang.

"Karin awas!" Maya berlalri menghampiri karin dan seketika mendorong Karin agar tidak tertabrak mobil, tapi. Naas malah Maya yang terkena serempet

"Aw St Ka, Ka Maya?" Karin berjalan tertatih menghampiri Maya yang tergeletak di pinggir jalan

"Karin, kamu tak apa-apa kan, Apa yang sakit?" Tanyanya dengan nada cemas sekaligus lemas dan tibatiba Maya tak sadarkan diri.

"Ka Maya hiks hiks hiks, tolong-tolong Karin!"

akhirnya dengan bantuan para warga yang ada di sana Maya dan Karin bisa di bawa ke puskesmas terdekat.

"Terimakasih iya bapak-bapak, kalo tak ada kalian Karin tak tau harus bagaimana, sekali lagi terimakasih," sambil menangkupkan tangannya di dada.

"Dok, Bagaimana keadaan ka Maya?"

"Keadaan nya tak parah, ia hanya syok saja, dan mungkin ada lecet sedikit di bagian tangannya," penjelasan sang dokter

"Baik dok terimakasih"

"Apa sebaiknya kaki Nona kami periksa terlebih dahulu?" tawar sang dokter

"Ah tak usah Dok, kaki saya mungkin cuma keseleo nanti juga akan sembuh, kalo seperti itu saya permisi dulu Dok!" Karin meninggalkan ruangan dokter.

"Hiks hiks hiks ka Maya, Bangun huaaa,"Karin menangis tersedu sedu di samping tubuh Maya.

"Sut berisik ih, kamu tuh kenapa sih, orang aku yang terluka ko kamu yang malah nangis kejer?"

"Ah ka Maya sudah bangun, alhamdulilah ya tuhan ka Maya sudah bangun," Karin mengusap air matanya

"Udah ih bicaranya pelan-pelan saja, tidak enak dengan yang lain, tuh Liat sama kamu, Kita jadi bahan tontonan tau!" Maya melihat ke arah perawat dan pengunjung.

"Heheheh abisnya Karin tuh kawatir sama Kaka tau, Coba aja kalo Kaka gak nolongin Karin pasti kaka gak bakalan kaya gini!"

"Sudah lah mungkin ini sudah harus terjadi, Kamu bagaimana? apakah ada yang luka tidak?"

"Karin gak apa-apa ka, cuman kaki Karin kayanya keseleo dikit," Karin memijat kakinya

"Udah di obatin belum?"

"Belum, Biarin lah ka orang lukanya juga gak besar ko, yang terpenting itu keadaan Kaka tau," Karin melihat ke arah luka yang ia derita

"His kamu ini, Oh iya besokkan kamu kerja, Lebih baik kamu pulang aja sana!"

"Gak mau, Karin gak mau pulang, Lagian kalo Karin pulang terus yang nungguin dan ngurusin Kaka siapa coba?"

"Aku baik baik saja, Nanti juga besok aku udah bisa pulang, Udah kamu pulang duluan saja sana!"

"Gak mau, pokonya gak mau, Karin mau di sini aja sama ka Maya, bodo amat lah soal kerja, Karin kan bisa cari kerja yang lain, kalo Karin di pecat,"

"Dasar keras kepala iya kamu!"

"Ka, Boleh geser sedikit tak?"

"Mau apa kamu?" Maya menatap karin dengan tatapan penuh tanya

"Hehehe mau tidur, Karin ngantuk ka sedari tadi Karin udah nangis aja jadi sekarang Karin cape,"

"Tuh kan tadi aku sudah bilang kamu itu pulang aja sana!"

"Gak mau ih, Udah dong ka tinggal geser aja apa susahnya sih?"

"Iya, bentar kamukan bisa lihat kalo aku sedikit kesusahan,"

"Hehehe iya iya maaf"

Pagi tiba

Drt drt drt

"Rin Karin bangun dong, tuh hp kamu dari tadi bunyi, berisik tau," maya membangunkan karin

"Em, mana ka?"Dengan mata yang masih tertutup.

"Buka dulu matanya, baru bilang mana!"

"Karin masih ngantuk tau Ka," hendak tidur kembali

"Ets, mau ngapain lagi Karin?"

"Mau tidur lagi dong ka," Karin membaringkan tubuhnya lagi

"Rin, ini tuh puskesmas tau, bukan rumah kita, Udah bangun tuh hp kamu berisik dari tadi!"

"Iya hallo, siapa sih ini Pagi-pagi ko udah telepon saja, Ganggu tau gak sih!"

"Oh enak iya, Jam segini masih tidur, coba lihat sekarang jam berapa?" Ucap seseorang di sebrang telpon dan Karin pun melirik jam yang ada di hpnya.

"Oh ini baru jam 9, Memangnya kenapa?" ujar Karin polos

"Memangnya kenapa kamu bilang? Kamu sadar tidak saya ini siapa?" datar

"Hah, emang siapa, Karin tak tau, Coba Karin lihat namannya dulu iya, Oh pak Alex, Hah pak Alex?" Karin membuka matanya.

"Nah itu tau, Kenapa Jam segini kamu masih belum datang ke kantor? dan kenapa Kaka kamu itu tidak masuk kerja?"

"Em Karin, Karin gak bisa masuk kerja pak, soalnya Karin sekarang lagi ada di puskesmas," ujar Karin sambil menggigit bibir bawahnya

"Apa, Puskesmas mana?"

"Em gak tau, nanti iya Karin tanya dulu ke ka Maya, Ka ini di mana sih?"

"Bilang aja Puskesmas indah bunda!" ujar maya

"Oh ok, Kata ka Maya puskesmas indah bunda,"

TUT TUT TUT panggilan di putuskan dengan sepihak.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C7
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous