Setelah beberapa saat Reka meninggalkan Prisya yang semula dengan sengaja dia suruh untuk menenangkan perasannya, Reka kembali melangkahkan kakinya masuk ke Kamar Adiknya.
"Makan dulu," ajak Reka dengan nada bicara yang begitu lembut.
Terlepas dari Reka yang jarang membentak Prisya, Reka juga sadar kalau di posisi sekarang, membentak Prisya bukan sebuah hal yang baik untuk dilakukan, terlebih hatinya yang sedang rapuh.
Prisya menggelengkan kepalanya perlahan. "Aku gak napsu bang," jawab Prisya dengan penuh kejujuran.
Setelah dia berusaha menengkan dirinya, Prisya malah tidak ingin melakukan hal apa pun. Prisya ingin berhenti dari kegiatan yang biasa dia lakukan sebelumnya, meski itu tidak membuat Prisya lupa dengan apa yang semula berputar dalam pikirannya.
"Tapi Dika juga tidak ingin kalau lo kayak gini. Gue yakin kalau dia ada tahu bahwa lo gak makan karena memikirkan dia, dia bakalan marah dan gak suka sama lo."