Ken memasuki kamarnya dengan cepat. Dibantingnya pintu kamar yang tidak berdosa itu. Pikirannya benar-benar kacau. Kepalanya sudah mengeluarkan asap saking emosinnya.
"Akh! SIAL!" makinya.
Ken tidak tahu kenapa dirinya bisa semarah ini. Apakah alasannya hanya karena Karina berkata jika pria yang bernama Rendy itu adalah sosok penting. Lantas, bagaimana dengan dirinya? Apakah ia hanyalah orang asing yang secara kebetulan menjadi seorang suami belaka?
Jika memikirkan hal demikian. Ken merasa tidak rela dan kesal.
"Siapa pria itu sebenarnya? Ada hubungan apa dia dengan istriku?"
Dengan nafas ngos-ngosan. Ken duduk di tepi kasur. Rasa marah sepertinya tidak akan memberikan solusi atas rasa keingintahuannya ini.
"Sebaiknya aku menelepon Louis saja," putusnya.
Ken harus mengetahui sosok yang bernama Rendy itu dalam waktu dekat. Dirinya tidak ingin rasa marahnya membuat Karina bersedih dan kecewa. Dirinya tahu, hari ini adalah hari spesial sang istri.