Iin mengambil nasi dengan lauk yang sangat banyak, ibu dan anak sepertinya memiliki tabiat hidup yang sama. Sama-sama rakus.
"Astaga, itu kamu bakalan abis gak sih Iin, ingat ini tuh makanan bukan mainan yang bisa kamu buang sesuka kamu!" Ujar ibu Mae.
Sontak saja gerakan Iin yang sedang menyendok ikan langsung menatap tajam kearah buk Mae.
"Eh, jangan sembarangan ya,buang bilang ini mau di buang siapa hah, udah kaya punya kamu aja buk, cuman jadi babu aja bangga!"
Ibu Rodiah yang mendengar ucapan anaknya sontak tersenyum. Ternyata anaknya bisa juga seperti dirinya
"Iya tuh, baru jadi babu aja bangga, yuk in kita makan di sana, bareng ibu!" Buk Rodiah merangkul tangan anaknya.
Sedangkan Nurma dan buk Mae ia hanya bisa mengelus dada.
Sebenarnya buk Mae sudah gak tahan ingin membalas ucapan dari dua wanita itu, tapi. Ia urungkan, karena di sini sedang ada acara pernikahannya dan juga dia harus bisa menahan rasa marah dan juga dendam.