Chapitre 142: Minyak Kayu Putih

Pelajaran dimulai. Santi memperhatikan Matteo, ia terlihat mencuri-curi pandang pada Claretta.

Santi sebenarnya merasa kasihan pada Matteo. Tapi, mau bagaimana lagi, teman-temannya sudah memutuskan untuk tidak mempersatukan Matteo dan Claretta karena perbedaan kasta.

Setelah selesai pelajaran, Claretta langsung pulang ke rumahnya. Perutnya terasa sedikit mulas tapi, tak parah seperti saat mencoba nasi Padang.

"Aku langsung pulang, ya," pamit Claretta pada teman-temannya yang masih sibuk membereskan peralatan belajar mereka.

"Titidije, hati-hati di jalan," ucap Mela setengah berteriak.

Claretta tak lagi menanggapi ucapan tersebut. Ia langsung berlari dan menuruni tangga dengan cepat. Ia lalu langsung menaiki mobilnya yang sudah terparkir di areal parkiran kampus.

"Pak! Pulang sekarang!" ucap Claretta setengah berteriak sambil memegangi perutnya.

"Siap, Non. Pasti makan pedes lagi ya," tebak Pak Budi sambil tersenyum.