Ada seseorang di toko mobil yang aku naksir bodoh untuk apa yang terasa seperti selamanya. Namanya Truman dan dia sama lurusnya dengan mereka. Dia terlalu tua untukku, sudah menikah, dan mungkin akan melepaskan kepalaku dari bahuku jika dia mencurigai ada hawa panas dalam caraku memandangnya di balik bajunya. Dia adalah pria kulit hitam berotot besar berusia akhir tiga puluhan yang selalu mengenakan bandana merah di rambutnya dan memiliki kuku terbersih yang pernah kulihat di montir. Dia mengenakan cincin meterai di tangan kanannya dan cincin kawin di tangan kirinya dan dia tertawa terbahak-bahak ketika dia geli dan tertawa terbahak-bahak ketika dia senang yang hanya pernah aku dengar sebagai reaksi atas kemenangan Cleveland Browns. (tim kampung halamannya) dan putri kembarnya.