Tak ada yang tahu dari mana semua kisah ini berawal, pastinya Jae sebagai seorang suami ataupun anak selalu sedia. Kini ditatapnya batu nisan yang tengah bersandingan.
Begitu pulang kerja diam-diam, dia pun memutuskan untuk datang ziarah kubur ke makam Mommy dan Daddy. Rasanya baru kemarin dia berdebat untuk menikahi Anantya tapi ....
"Oji bahkan sudah seumuranku dulu, Mom. Aku lega lihat dia seganteng Daddy, tapi kenapa mesti meniruku?"
Jae berceloteh. Dia tak peduli meskipun datang kemari membutuhkan waktu berjam-jam lamanya. Nanti saat pulang lebih baik naik pesawat agar sampai dengan cepat dan tak membuat istrinya khawatir dengan masalah yang dia buat.
"Kak Jae?"
Suara yang terdengar samar-samar tapi sangat Jae kenal, pria itu pun menoleh dan menjumpai sosok adik ipar yang datang di makam sebelahnya. Tepatnya empat batu nisan ini dibangun secara bersamaan begitu mereka ditemukan.
"Hallo, Bocah. Sendirian atau sama suamimu?" balas Jae.