Sejuknya udara pagi pedesaan memang tak ada tandingannya sih. Langkahku terayun pelan menikmati semilir angin yang menyapu pipi. Sebetulnya Ji-Sung sempat rewel tadi hingga aku memutuskan untuk datang kemari, terakhir kali dengan kak Jae dan tentunya sekarang hanya berdua.
"Oji, Mami beberapa waktu lalu kemari di sapa om-om ganteng. Kenapa sekarang nggak ada yang nyapa?" keluhku sambil mengecup pipi gembul Ji-Sung.
Sengaja tadi aku bangun pagi-pagi sekali agar tak ada orang yang tahu bahwa aku akan keluyuran, kalau sedikit siangan pasti kabar kedatanganku akan beredar dan para laki-laki penghuni desa ini akan heboh lagi. Beneran kok, mereka semua tak mau menganggap bahwa aku sudah menikah, beberapa terang-terangan menggoda sampai suamiku murka.
"Papi kamu tuh lucu banget, kadang suka emosi tapi giliran ada yang godain Mami heboh sendiri," cibirku.