… pada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kelas yang terbuka sepenuhnya, dia menunduk dengan tawa bahagia yang menghiasi sudut bibirnya. Tampak wajahnya bahkan memerah mungkin karena terlalu lama tertawa. Aku benar-benar terkejut dibuatnya. Bagaimana mungkin sosok yang sangat dingin layaknya kutub utara mendadak tertawa ngakak? Ahaha, itu artinya sangat tidak penting diriku ya. Ada sesuatu yang sangat meledak-ledak di dalam sini, marah bercampur kesal ditambah dengan frustasi.
"Menyebalkan," ucapku lirih dan sangat yakin bahwa Naya tak mendengarnya.
Bagaimana mungkin aku tak merasa frustasi jika nggak ada yang bisa kulakukan meski melihatnya yang seperti itu? Untuk beberapa saat kakiku seakan terpaku di sini. Tak pernah menyangka sudut bibirku juga tertarik sebelah karena tawa itu. Jantungku berpacu begitu cepatnya. Namun, hal itu hanya beberapa detik, karena setelahnya senyumku menghilang. Aku meringis ketika sesuatu terlintas di otakku.