["Apa kabarmu, Taa?"]
["Maafkan Mama karena tiba-tiba mengabari setelah sekian lama. Sepertinya kamu kan ganti nomor ponsel jadi mana mungkin Mama bisa menelponmu?"]
Aku menatap Joo berkali-kali, mencoba mencari tahu informasi lebih lanjut lagi. Barang kali dia benar-benar memintaku untuk mematikan panggilan di tengah-tengah. Akan tetapi belum ada kabar juga, agaknya dia benar-benar berniat memintaku untuk terus melakukan hal ini.
"Baik, cucu dan menantu mama pun baik-baik saja. Kalau Mama, bagaimana kabar mama hari ini?" tanyaku ketar-ketir.
Setiap ingin mengatakan sesuatu aku gemetar, jika tak sedang berusaha untuk tangguh di depan Jae saat ini bisa jadi ponselku sudah jatuh berkeping-keping. Ah, aku lupa bahwa ini adalah ponsel milik Joo, mungkin saja memang tak masalah jika aku langsung menjatuhkannya. Toh dia nggak akan marah karena di dalam lacinya sudah ada pengganti yang terakhir pun kujatuhkan juga.