Di ruang penyidikan Alfin sedang duduk dengan tangan diborgol yang diletakkan di atas meja. Wajah yang dingin, dan polos membuat semua orang benar-benar tidak menyangka kalau dia pembunuh berdarah dingin.
"Aku tidak menyangka pria selugu dan menurutku dia juga tampan, tapi tidak tahunya dia seorang psikopat! Sungguh menyeramkan," ucap Angga sambil mengelus seluruh tangannya yang merinding.
"Benar katamu, tapi menurutku dia itu memiliki kelainan mental," jawab Rangga yang ada di sampingnya menatap Alfin dari kaca besar sebagai dinding pembatas.
"Tentu saja dia kelainan, mana mungkin manusia normal akan membunuh dan mengambil organ untuk dijual seperti itu," Rio dengan wajah yang sangat kesal melihat Alfin yang tenang-tenang saja.
Pak Saleh melihat ke Adamma yang ada di sampingnya, diam saja dan tidak menjalankan tugasnya untuk menginterogasi Alfin yang sudah berada di dalam.
"Adamma tunggu apalagi cepat masuk sana," perintah Pak Saleh kepada Adamma yang ada di sampingnya.