Mahen menghentikan perkataannya melihat Keyla yang sudah meledak-ledak padanya. Berdiri lalu mendekatinya sambil meraih bahunya untuk disandarkan di pundaknya.
"Maafkan aku Keyla," Mahen sambil menepuk-nepuk bahunya mendengarnya menangis sesenggukan.
"Aku sangat mencintai kamu Mahen, apa tidak ada lagi kesempatan untukku. Aku mohon Mahen." Keyla dengan suara lirik melihat Mahen yang terdiam membisu.
Mahen menelan ludahnya, bimbang harus mengatakan apa. Bahkan melihatnya saja jantungnya tidak berdebar, seperti saat dia melihat Ana. Dia memegang lengan Keyla dengan kedua tangannya.
"Keyla. Kamu itu cantik, masih banyak di luar sana lelaki yang akan menyukai kamu. Aku tidak bisa Keyla, itu hanya akan menyakiti perasaan kamu saja, bahkan jika kita menikah, pernikahan kita tidak akan bahagia," Mahen menatapnya dengan serius dengan permohonan yang terdalam.