Setelah mendengar penjelasan Ana, membuatnya hatinya semakin terluka dan takut jika nanti keinginannya itu terwujud untuk kembali bersama mantannya. Memikirkan nasibnya yang harus merelakan Ana, membuatnya semakin bersedih dan tidak semangat.
"Kamu kenapa?" tanya Ana menyenggol lengan Mahen.
"Ana..." panggil Mahen dengan menatap mata Ana.
"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Ana tersenyum melihat Mahen yang serius.
"Semangat ya, aku akan terus mendukungmu," jawab Mahen tersenyum.
"Terima kasih sahabat baikku," ucap Ana tersenyum lalu merangkul bahu Mahen yang ada di sampingnya.
Setelah sampai di depan ruangannya, Mahen langsung pamit kepada Ana untuk kembali ke ruangannya.
"Aku langsung ke ruanganku ya," pamit Mahen kepada Ana.
"Baiklah, selamat bertugas ya," jawab Ana lalu melambaikan tangan kepada Mahen.
Melihat Mahen yang pergi dengan lemas, membuat Ana merasa bersalah. Dia sengaja melakukan itu, agar Mahen tidak berharap sesuatu yang mustahil darinya.