Télécharger l’application
26.31% Icewind Dale / Chapter 5: White Moose

Chapitre 5: White Moose

Perjalanan ini tidak begitu buruk.

Kesan itu yang kudapatkan setelah bertemu seorang penebang kayu yang memberitahukan jejak seekor rusa dan dia juga memberikan pertukaran dengan mayat beruang yang kami kalahkan tadi.

Dan hasilnya, kami mendapat 9 koin emas dan beberapa roti lapis yang penebang kayu itu bawa untuk sarapan. Sebenarnya kami bisa mendapat uang lebih, jika membawa mayat beruang itu ke tempat jagal hewan, tapi itu terlalu merepotkan.

Saat ini kami sedang mengikuti jejak yang dibicarakan oleh penebang kayu tadi. Ini benar-benar jejak kaki rusa jika dilihat dari bentuknya.

Setelah menulusuri jejak tersebut cukup lama, jejak itu mengarah ke suatu tempat yang dikelilingi oleh tanggul berbentuk lingkaran setinggi 10 kaki dan di bagian luar berdiri 6 patung berjajar kesamping, menghadap ke Utara.

Di bagian dalam tepatnya di bagian tengah lingkaran itu, berdiri kristal yang diukir indah berbentuk triangular, benda itu berdiri setinggi 20 kaki. Bagian samping benda itu tebal dan bagian ujungnya runcing, layaknya ujung pensil.

"Lihat patung-patung itu" Fiona berlari menuju ke arah patung itu"

Patung itu menggambarkan sosok ramping berjubah.

"A-ahh, wajahnya rusak" Ucap Fiona sambil mengelus wajah patung itu.

"Rusak?" akupun menatap dengan seksama "wajahnya luntur oleh angin, tapi yang jelas ini patung Elf jika dilihat dari telinganya"

"Benar, telinganya panjang" Seru Delta.

Kesampingkan patung ini, saat ini kita berada di reruntuhan dan ini berarti satu hal...

Aku dan Delta saling menatap satu sama lain.

"Saatnya berburu harta Karun"

"Saatnya berpetualang!"

Aku dan Delta mengucapkannya secara bersamaan.

Fiona menatap kami dengan tatapan aneh saat kami berdua berpose mengangkat pedang keatas.

Kami berdua sangat suka menelusuri reruntuhan-reruntuhan kuno. Biasanya jika kerajaan melakukan ekspedisi ke dalam reruntuhan, kami selalu ikut dalam ekspedisi tersebut.

"Baiklah, aku akan mencari cara membuka pintu ruangan itu"

"Oke, aku akan memeriksa bangunan kristal itu"

"Hei kalian! Lebih baik kita bersama-sama, kalian lupa tujuan awal kita?"

"Harta Karun menungguku!" Kataku sambil berlari kecil ke arah reruntuhan.

"Kubilang jangan ya jangan!" Fiona menarik kerah mantelku dan melotot kepadaku.

"Ukhh!"

"Mau kemana kau?"

Pada akhirnya kami bertiga berjalan menuju pusat lingkaran.

"Kristal ini sangat cantik" Fiona berlari ke pusat lingkaran.

"Mungkin kristal itu berharga, aku penasaran apakah itu bisa dijual dengan harga mahal..."

"Ini sangat indah, tapi benda apa ini?" Delta terlihat kebingungan.

"Ini sundial, dan itu kristal gnomon" ucap Fiona.

"Hah? Apa itu?"

"Wajar sih kau tidak tahu" Fiona menghela nafas "sundial adalah benda yang memberitahukan waktu berdasarkan bayangan matahari dan gnomon adalah bagian sundial yang menghasilkan bayangan"

"Tapi Fiona..." Aku menyela "ukiran dial ini menggambarkan fase bulan"

"Bulan?" Fiona kemudian menatap ukiran dial yang mengitari gnomon "ini! Ini ternyata moondial!"

Tepat setelah kita mengetahui kalau itu adalah moondial, awan yang tadinya menutupi cahaya bulan kini menampakkan cahayanya.

Tiba-tiba kristal gnomon itu menghasilkan bayangan. Bayangan itu berada di barat daya dan menunjuk ke ukiran bulan purnama.

Akupun menatap ke atas.

Langit malam di dunia ini begitu indah, bintang bertebaran dimana-mana dan cahaya bulan terasa lebih terang.

Jadi sudah malam yah?

"Tapi ini cukup aneh"

"Apanya?"

"Salju yang berguguran ke sekitar kristal meleleh dan lihat ini" Fiona menunjuk salah satu ukiran yang terdapat di bagian tengah kristal gnomon "ini sebuah simbol berbentuk fase-fase bulan"

Aku meraba simbol tersebut.

"Hei lihat, sepertinya sesuatu telah menghancurkan tanggul itu" Delta menunjuk ke arah barat daya "aku akan mengeceknya" Delta berlari ke tempat itu.

"Aku ikut, ayo Fiona"

"Aku masih ingin berada disini"

Kamipun bergegas menuju kesana.

"Harta karun~ Harta karun~" Tanpa sadar aku bergumam.

"Lihat ada ruangan disana!"

Dibalik tanggul yang rusak itu terdapat ruangan yang sangat gelap.

Saat kami berdua sampai disana, kami melihat berbagai hewan seperti rubah, kelinci, burung hantu, anak serigala, dan beruang yang masih kecil, mereka sedang tertidur dan terlihat sangat amat damai, tapi di bagian dalam terlihat sosok putih yang cukup besar, mungkin sebesar beruang yang kami hadapi sebelumya.

Sosok tersebut berlari menuju kami.

Cahaya rembulan mengenai sosok tersebut. Makhluk itu berwarna putih bersih layaknya salju, tanduknya begitu besar bahkan lebih besar dari kepalanya.

Seperti yang mereka bilang, rusa ini bukan rusa putih biasa.

Rusa itu sekarang mulai menatap Delta.

"Ayo sini" Delta memasang kuda-kuda bertarung.

Rusa tersebut berlari dan menyerang menggunakan tanduknya.

"Nah, itu baru semangat! Cepat kemari, biar aku taha-"

"Minggir bodoh" Aku mendorong Delta ke samping membuatnya tersungkur.

"Heii, apa-apaan tadi? padahal aku bisa menanganinya!"

Lihat, dia bodoh kan...

"Berdiri dan bersiap, Rusa itu mulai menyerang lagi. Ingat, jangan kau coba menahan serangannya seperti tadi!"

"Baiklah, baiklah"

Aku menarik pedangku dan bersiap untuk serangan selanjutnya, Delta pun berdiri ikut memasang bersiap dengan memasang kuda-kuda.

Rusa tersebut menyerang ke arah Delta.

Delta pun mengayunkan pedangnya ke arah rusa itu.

Mereka saling menyerang.

Serangan Delta tepat mengenai kepalanya namun hanya mengakibatkan luka goresan kecil karena Delta terkena serangan rusa itu dan terpental masuk kedalam ruangan tadi.

Bersamaan dengan masuknya Delta ke ruangan, suara berbagai hewan mulai terdengar.

Dasar bodoh, pasti dia sengaja tidak menghindar.

Tidak ingin melewatkan kesempatan ini, akupun lompat ke arah rusa itu sambil menusukkan pedangku tepat di bagian perut bagian samping.

Rusa itu mengeluarkan suara kesakitan yang aneh kemudian dia berputar dengan cepat.

"Argghh"

Aku terhempas dan terjatuh. Untung saja salju disini cukup lebat, jadi salju itu meredam benturan tersebut.

Artefak yang aku punya tidak membantu banyak jika berurusan dengan monster seperti rusa itu.

"Apa kau baik-baik saja?" Fiona berdiri menatap diriku yang sedang berbaring.

"Bagaimana menurutmu?" Aku berdiri sambil membersihkan salju yang menempel di pakaianku "apa kau punya sihir yang bisa mengalihkan perhatiannya?"

"Sebenarnya aku punya sihir kembang api yang aku pelajari untuk anak-anak dan mereka cukup menyukainya, cahaya kembang api itu sangat cerah, mungkin bisa dipakai untuk mengalihkan perhatian" Fiona menjelaskannya sambil menyentuh dagunya "dan aku juga punya sihir yang membuat asap hitam"

"Kembang api yah... Mungkin sihir itu berguna"

Tidak lama Delta keluar dari reruntuhan sambil menyentuh kepalanya.

Malang sekali pria bodoh itu.

Rusa putih itu menatap ke arah Fiona kemudian berlari ke arahnya.

"Whaaaa!" Fiona dengan cepat bersembunyi di belakang kristal gnomon.

Aku mengambil dua belati dari tasku, melempar salah satunya, aku mencoba menargetkannya ke bagian matanya.

Saat belati itu melesat ke bagian matanya, rusa itu menggerakkan kepalanya, belati itu mengenai tanduknya dan tidak menimbulkan luka sama sekali.

Lagi? hewan disini cukup pintar.

Berkat serangan itu, rusa putih itu sekarang menargetkan diriku untuk diserang.

Saat dia hampir mengenaiku, aku berguling ke samping dan mendaratkan belatiku tepat ke bagian pahanya.

Rusa itu mengangkat kedua kaki depannya, mencoba menyerangku dengan kukunya yang besar.

Dengan gesit aku melompat kebelakang, menghindari serangan itu.

Aku bisa melihat Delta sedang berlari ke arah rusa itu sambil menyeret pedangnya.

"Delta! Serang bagian kakinya!" Delta hanya mengangguk saat aku meneriakinya.

"Fiona! Sekarang!" Di samping kristal gnomon, Fiona sedang mengangkat tongkat sihirnya.

Tiba-tiba ledakan berwarna-warni yang menyilaukan mata, muncul tepat di depan rusa putih itu.

Rusa itu hanya menggerak-gerakkan badannya tidak menentu.

Seketika Delta menyerang salah satu kaki bagian belakangnya, badan bagian belakang rusa itu turun karena salah satu kakinya tidak bisa menopang badannya.

Aku berlari menuju pedang yang kutancapkan tadi kemudian melompat ke atas pedang itu sebagai pijakan ke atas punggung rusa kemudian menarik pedangku.

Aku menusuk rusa itu menggunakan pedangku ke bagian lehernya sampai ujung pedangku hampir tembus di ujung leher satunya.

Rusa itu tumbang seketika.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C5
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous