"Apa kau bilang?" pekiknya. Nada wanita ini terdengar marah, wajahnya pun menunjukkan ketidaksukaannya kepadaku. Dia melanjutkan, "Ini kali pertama aku ditolak oleh seseorang. Apakah kau tahu siapa aku? Aku adalah wanita terkaya di Netherlands. Apapun yang aku inginkan harus terpenuhi, termasuk lahan luas di kota ini. Kau tak berhak menolak keinginanku. Berapa gulden yang kau inginkan? Atau kau ingin menggantinya dengan mobil atau rumah? Jangankan kedua barang itu, aku akan memberikan apapun yang kau mau."
"Sekali lagi maafkan saya, Nyonya. Saya tidak bisa," jawabku dengan nada sopan. Namun wanita ini semakin marah. Dia memerintahkan salah satu penjaganya untuk menghajarku. Dengan cepat aku menahan penjaganya itu. Secara bersamaan, para pekerjaku menoleh. Mereka menghampiri kami dan terdengar kata mengusir.
"Pergilah, Nyonya!"
"Kau tak usah mengganggu Tuan Diederick!"