Chapitre 210: Laki-Laki Maruk

Kavin beranjak dari bangku kekuasaannya menuju keluar, dia menghampiri meja sekretaris yang ada di depan ruangannya.

"Berikan ini pada Athala."

Kavin menyuruh sekretarisnya untuk memberikan proposal itu ke Athala, untuk Athala kerjakan.

"Maaf, Pak Kavin, Pak Athala enggak masuk," ungkap Rini.

"Apa? Kamu siapa yang bilang?" sahut Kavin.

"Tadi saya ke ruangan Pak Athala untuk menanyakan tugas dari Pak Romi yang harusnya sudah selesai. Agar bisa ditanda tangani oleh Pak Kavin," cerita Rini.

Kavin menahan kekesalannya di depan sekretarisnya, lalu melangkah kembali ke ruangannya. Meninggalkan proposal yang tadi dia bawa di meja Rini.

Kavin marah pada Athala yang libur bekerja tanpa memberitahunya terlebih dulu. Harusnya dia sadar, dia adalah pekerja di Wijaya Company, dan harusnya dia meminta izin apabila tidak masuk kantor. Kenapa Athala bersikap seenaknya, dia memang anggota keluarga Wijaya Company. Namun karena itu lah justru Athala harus memberi contoh yang baik.