"Akhirnya yang aku tunggu datang juga, karena perbuatan kamu. Aku harus menderita sekarang, terima akibatnya bajingan!" seru Edward, tangannya terkepal bulat.
Suasana di dalam terdengar riuh seperti sedang pertemuan keluarga dalam keadaan Happy. Tidak terdengar suara kesedihan atau tangisan dari mereka melihat kondisi Mutmainnah. Mereka tertawa seakan bahagia, Edward yang berada di luar ikut tertawa miris dengan perilaku keluarga istrinya.
"Tadi marah dan sekarang mereka tertawa. Sungguh sekumpulan sirkus drama," desis Edward seraya mengusap dagunya.
Cukup lama Edward menunggu momen yang tepat untuk bisa masuk. Ia sangat ingin berbicara dengan Dawa secara tatap muka dan pribadi empat mata. Ia memikirkan cara bagaimana supaya ibu dan bapak mertuanya keluar dari sana begitu juga orang tua Dawa.